“Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” –Ir. Soekarno
Aksi nasional bela Palestina kembali digelar pada Minggu (20/4) di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Republik Indonesia, Jakarta. Aksi tersebut diselenggarakan oleh Aliansi Pemuda Indonesia (API) yang juga bekerja sama dengan Indonesian Student Justice for Palestine (ISJP) dari kampus-kampus di Indonesia, termasuk IPB University.
Tema yang dibawakan pada aksi kali ini adalah “Pemuda Bergerak, Palestina Merdeka.” Ketua IPB Student Justice for Palestine (IPB SJP) sekaligus koordinator aksi dari IPB SJP, Ahmad Hafizh, menyampaikan bahwa tema ini diangkat sebagai langkah pemuda untuk menjadi bagian dalam pembebasan Palestina karena pemuda memiliki potensi dan kekuatan besar untuk membawa perubahan di dunia. Massa yang didominasi oleh para pemuda dan mahasiswa tidak membuat surut semangat perjuangan kalangan masyarakat lainnya untuk datang meramaikan aksi bela Palestina ini, termasuk anak-anak, keluarga, tenaga pendidik, media, dan bahkan lansia.

Aksi ini dilaksanakan di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat sebagai sikap kecaman terhadap penjajahan dan genosida yang merampas hak asasi rakyat Palestina. Selain itu, aksi ini juga menyuarakan penolakan terhadap wacana relokasi rakyat Palestina ke Indonesia. Amerika Serikat, yang menjadi sekutu utama Israel, dinilai turut menjadi pelaku genosida karena memberikan dukungan yang besar atas serangan militer yang terus berlanjut terhadap Palestina sehingga tercorengnya perdamaian dunia.
Lebih lanjut, Hafizh menyampaikan bahwa cukup menjadi manusia untuk membela Palestina. “Kita cukup menjadi seorang manusia untuk membela Palestina, karena ini adalah isu kemanusiaan bukan isu agama saja. Diam bukan lagi sebuah pilihan, diam sudah menjadi sebuah kezaliman terbesar saat ini. Jadi, mulailah memberikan dukungan entah dengan cara apapun sesuai kemampuan masing-masing,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa partisipasi masyarakat dalam aksi nasional ini berdampak cukup besar. Aksi ini merupakan bentuk penekanan kepada pemerintah agar segera memberikan bantuan secara konkret, khususnya di bidang militer, oleh negara yang memiliki kedaulatan. Sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

“Kita dari kampus adalah poros perubahan, pemuda-pemuda yang berpengaruh pada perubahan yang akan datang, dan kejayaan Palestina nantinya. Palestina masih belum merdeka, rakyat Palestina adalah bagian dari kita, manusia biasa seperti kita, tentu harus diperlakukan yang sama seperti kita,” tambah Hafizh.
Harapan Hafizh bagi seluruh mahasiswa, pemuda, dan massa yang hadir maupun tidak pada aksi bela Palestina kali ini adalah untuk tetap bersuara dalam menunjukkan keberpihakan pada kebenaran, sesuai dengan cara dan peran masing-masing. Seruan ini selaras dengan maraknya aksi solidaritas untuk Palestina, yang kini tengah menggema di dalam maupun luar negeri, guna membuka mata dunia terhadap realita yang terjadi. Aksi ini membuktikan bahwa pemuda Indonesia tetap hadir saat keadilan sedang dipertaruhkan dan senantiasa menyuarakan kebenaran.
***
Reporter: Azizah Verda Syamila
Editor: Syifa Shabreena
Sumber foto: IPB SJP
Tambahkan Komentar