Sebira: Ketika Hitam Berganti Biru

Halaman Pulau Sebira dari atas Mercusuar Jaga Utara

      Pernah membayangkan halaman rumah di Jakarta berupa pemandangan bawah laut yang cantik? Niscaya sulit membayangkannya di tengah pemandangan umum seperti jalanan hitam aspal dan gedung-gedung tinggi yang membingkai ibukota negara zamrud khatulistiwa ini. Tim Koran Kampus IPB berkesempatan menjelajah halaman rumah ini.

   Sebelas jam mengarungi perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, perahu nelayan yang sukarela mengangkut kami,  berlabuh di dermaga pulau paling utara Kepulauan Seribu, Rabu (25/7) petang. Dahulu, pulau ini diberi nama Pulau Jaga Utara, sekarang lebih dikenal dengan Pulau Sebira.
     Mayoritas penduduk yang menetap di pulau ini berasal dari Suku Bugis. Pada beberapa sisi jalan dapat ditemui rumah panggung khas Bugis, walaupun bangunan beton sudah mendominasi. Kami berkesempatan tinggal selama dua hari di rumah salah satu perangkat warga (Rukun Tetangga) yang akrab disapa Pak Nurdin.
    Langit gelap digantikan cahaya yang membentang di ufuk timur. Sekitar dua puluh meter dari rumah Pak Nurdin, terumbu karang dan ikan berbagai corak dan bentuk mulai terlihat menghiasi kehidupan laut biru yang tenang. Penghuni laut seperti hiu dengan corak kulit macan, kepiting bulan yang berkamuflase seperti batu, dan plankton bertentakel sengat dapat ditemui di sini.
  Snorkeling, cara terbaik bercengkerama dengan penghuni laut tersebut. Untuk mengelilingi halaman laut Pulau Sebira, satu hari snorkeling menjelajah bawah laut sudah cukup memuaskan. Luas wilayah pulau ini hanya sekitar delapan hektar. Karena pulau ini jarang dijadikan destinasi wisatawan, penyewaan alat snorkeling sulit ditemui. Jika ingin snorkeling, lebih aman membawa perlengkapan sendiri atau menyewa di pulau lain.
   

 

Mercusuar Jaga Utara (noordwachter) dibangun pada 1896 oleh Pemerintahan Belanda, Z.M. Willem III


   Mercusuar peninggalan Belanda yang sudah berumur 144 tahun menuntun langkah kami menuju tempat tertinggi Pulau Sebira. Beberapa anak tangga menuju menara mercusuar ini sudah rusak. Menurut penuturan salah satu penjaga mercusuar, tahun depan mercusuar ini akan direnovasi.

     Dari ketinggian sekitar 45 meter, berhiaskan langit senja, kami menatap utuh pulau yang terpisah jauh dari gugusan pulau lain di Kepulauan Seribu ini. Merah muda, hijau, dan biru. Pulau Sebira, bagian barat Laut Jawa yang berjarak sekitar seratus mil dari Jakarta, masih menyimpan keindahan laut untuk dijelajahi dan dilestarikan.

Nana Rodiana
Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.