Lima menit….
Sepuluh menit….
Seperempat jam…. CUKUP!
Kalau mau diteruskan lagi bisa-bisa dua jam aku habiskan hanya untuk duduk membeku di depan layar laptop, tanpa satu huruf pun tergores.
Hufffh…
Liburan 3 minggu ini menyiksa. Itu kata mereka yang menjadi pengangguran total selama cuti menjadi siswa. Mungkin aku termasuk di antaranya? Hmm… tidak juga. Meski masih merasa sebagai jobless musiman, liburan ini cukup menyenangkan kok. Kumpul bersama teman-teman lama, menjalin silaturrahmi yang sempat terhambat oleh padatnya segala aktivitas anak SMA masa ini. Kegiatan yang biasa kami lakukan seperti, jalan-jalan bareng, makan bareng, ketawa bareng, susah pun bareng-bareng. hahahha Kedengarannya biasa saja ya? Tapi buatku ada maknanya tersendiri. Bagi kami yang selalu tenggelam dalam rutinitas yang mengerikan, sekedar kumpul bersama teman-teman, ngobrol, bercanda, adalah momen-momen langka yang hanya bisa kami dapatkan setiap enam bulan sekali.
Dan yang paling menyenangkan dalam liburan kali ini, Aku berhasil membaca buku-buku best seller secara cuma-cuma. Okelah, tidak semuanya. Mungkin hanya sekilas, beberapa halaman. Maklum saja, memang begini jadinya kalau Kita datang ke toko buku terlengkap, tapi modal terbatas. Lapar mata. Nafsu susah sekali dikendalikan. Kalau bagi laki-laki, buku-buku itu mungkin akan tampak seperti wanita-wanita cantik bertubuh aduhai dengan pakaian minim seadanya. Sedangkan bagi perempuan, buku-buku itu ibarat perhiasan, emas permata yang sangat menyilaukan dan kelihatan seperti melambai-lambai. Menggoda sekali kaaan??
Apadaya modal terbatas, terpaksa segel plastik dibuka pelan-pelan. Clinguk kanan, clinguk kiri. Aman. Cari tempat strategis di pojok ruang. Sembunyi di balik rak buku besar. Duduk santai bersila, dengan tumpukan buku yang siap untuk dibaca secara GRATIS. Dan waktu empat jam pun akan berlalu tanpa kalian sadari. Hahahaha
Hmm…Lupakan kejadian konyol itu. Alhamdulillah, untungnya urat maluku masih ada. Aku meninggalkan toko buku itu dengan mengantongi 3 buku. Tentunya yang ini tidak gratis.
Ya beginilah caraku mengisi liburan yang hanya seperti satu tarikan nafas. Selain itu, mungkin aku jadi punya waktu lebih untuk bermain-main dengan blogku. Coret sana-coret sini. Baca-baca blog tetangga. Menulis postingan. Meskipun kadang ide terlalu malu untuk muncul. Seperti halnya sesaat sebelum aku membuat postingan ini. Ide-ide itu berlarian di sebuah lapangan di sudut otakku. Mungkin ide tidak lebih dewasa dari segerombolan anak TK yang berkejaran di taman bermain, berebut mainan, lalu menangis. Ide pun sama, saling berkejaran, sulit sekali untuk diatur. Bandel. Namun ada jemari tangan yang sedikit lebih dewasa. Dengan sedikit saja jemari bergerak, maka ide-ide itu akan mulai tenang dan teratur. Lalu akan mengalir, memilin rangkaian huruf menjadi kata, memilin rangkaian kata menjadi cerita. Cerita yang mampu berkisah tentang banyak hal pada setiap pasang mata.
Sitti Nur Fatimah – Kru Perusahaan magang
Tambahkan Komentar