Menjelang Green Campus 2020, Moli Justru Berhenti beroperasi

Penggunaan mobil listrik (Moli) sebagai sarana transportasi umum telah berjalan cukup lancar selama kurang lebih tiga tahun. Akan tetapi, tepatnya pada awal 2018 operasional Moli diberhentikan.
Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Sc., Kepala Unit Transportasi Kampus (UTK) mengaku ada banyak faktor yang membuat penggunaan Moli ini harus dihentikan. Antara lain kurang efisiennya penggunaan, biaya perawatan yang mahal, dan kurangnya performa ban Moli. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi baterai adalah delapan jam untuk durasi operasional empat jam. Mahalnya biaya perawatan dibuktikan dengan total biaya 38 juta per dua tahun untuk semua Moli. Ditambah dengan ketidakcocokan ban Moli dengan medan jalan di IPB.
“Moli ini rodanya lembut, jadi sebenarnya kurang cocok untuk dipakai di jalan raya, apalagi untuk pemakaian jangka panjang. Bisa digunakan selama tiga tahun terakhir ini juga sudah cukup bagus,” tutur Dr. Oman.

Tiga tahun lalu, Dr. Oman menginisiasi pelayanan Moli secara massal karena meninjau kuantitas Moli di Gedung Rektorat yang jarang dioperasikan. Pemakaian 44 unit Moli yang hanya diperuntukkan bagi tamu dianggap kurang efektif oleh Dr. Oman. Akhirnya, pada tahun 2015 ia mengusulkan penggunaan Moli sebagai transportasi umum ramah lingkungan untuk mendukung gerakan Green Campus.

“Berawal dari melihat banyaknya Moli yang tidak terpakai di Rektorat, akhirnya saya berpikir, sangat disayangkan apabila Moli dibiarkan begitu saja. Maka saya mengajukan usul kepada Rektor, agar Moli dipakai sebagai sarana transportasi ramah lingkungan dan menjadi salah satu cara merealisasikan IPB Green Campus 2020,”jelas Dr. Oman.
Menindaklanjuti pemberhentian operasi, penggunaan Moli direstorasi untuk pelayanan tamu yang berkunjung ke IPB. Jumlah yang dioperasikan juga dikurangi. Hanya 10 dari 44 unit. Reposisi kerja juga diberlakukan bagi karyawan yang dulunya sopir Moli ke berbagai kedudukan, seperti penjaga parkir dan sopir bus.

Alif Hanif

Ed: Aditya Mukti