
Penutupan Pintu Berlin yang dilakukan oleh pihak IPB pada Rabu (07/11) menumbulkan kontroversi diantara mahasiswa. Penutupan Pintu Berlin dilandasi oleh beberapa alasan.
Pertama, kebijakan ditempuh dalam merespon pengaduan warga yang resah atas kemacetan dan ketidakaturan lalu lintas disekitar lokasi tersebut. Kedua, dalam mengurangi kerawanan sosial karena banyaknya pintu di sekeliling kampus sehingga pihak keamanan menyarankan penutupan pintu Berlin. Ketiga, berkaitan dengan penataan untuk master plan IPB.
“kebijakan penutupan pintu merupakan bagian dari gerakan untuk meminimalisir adanya tindakan negatif, mengingat IPB juga akan menyongsong expo yang akan dihadiri kurang lebih 1500 mahasiswa dari berbagai penjuru,”tutur Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir, Dr.Alim Setiawa, S.TP, MsiĀ dalam dialog yang diadakan oleh BEM KM IPB dalam menanggapi kebijakan penutupan Pintu Berlin pada (08/11), bertempat di lobi gedung SC KM IPB
Sebagai solusi pengganti Pintu Berlin untuk akses dari IPB menuju Babakan Raya, pintu akses melalui Agrimart II akan di perlebar.
Dalam dialog tersebut, pihak IPB menuturkan bahwa keputusan yang diambil memang tidak 100 persen menjadi solusi permasalahan, namun kebijakan ini akan diusahakan secara maksimal. Ditambahkan pula bahwa penutupan pintu berlin merupakan kebijakan sementara yang akan dilihat dan di evaluasi terkait dampak positif dan negatif yang ditimbulkan.
Pihak IPB menghimbau agar seluruh warga IPB dapat memaklumi kondisi yang sedang berlangsung dan mendukung kebijakan IPB yang bertujuan untuk kebaikan bersama.
Gigih Pangestu
Ed: karin
Sumber:
Siaran pers IPB
Tambahkan Komentar