FEMA atau Fakultas Ekologi Manusia baru-baru ini mengadakan survei terkait transformasi dari FEMA menjadi FISEMA (Fakultas Ilmu Sosial dan Ekologi Manusia) ataupun SISEMA (Sekolah Ilmu Sosial dan Ekologi Manusia). Selain itu, kabarnya Departemen Gizi Masyarakat FEMA juga akan berpindah ke Fakultas Kedokteran. Kabar tersebut dibenarkan oleh Dekan FEMA, Sofyan Sjaf. Rencananya transformasi tersebut akan dilakukan ketika mahasiswa baru angkatan 63 IPB University masuk pada tahun 2026.
Hasil survei transformasi nama FEMA menjadi input penting dalam pengembangan pendidikan bukan sekadar pengembangan keilmuan, tetapi juga cara menangkap pasar sehingga nama menjadi penting. Survei ini diadakan dengan melibatkan civitas akademika mulai dari mahasiswa sarjana, pasca sarjana, tenaga pendidik, dosen, dan alumni. Hasil survei sementara menunjukan 62,8% dari responden memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Manusia (FISEMA), sedangkan 16,5% memilih Sekolah Ilmu Sosial dan Ekologi Manusia (SISEMA). Kemudian 20,7 lainya ada yang memilih tetap menjadi FEMA dan ada juga yang mengusulkan nama baru seperti FISIP dan FISIPOL.
Nama FISIP dan FISIPOL menjadi salah satu nama yang diusulkan melalui survei dan dipertanyakan oleh sebagian mahasiswa program studi SKPM (Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) FEMA. Dalam hal ini, identitas ekologi manusia tidak dapat dihilangkan karena unsur sejarah didalamnya. “Kami tidak ingin menghilangkan ruh ekologi manusianya. Karena justru itulah kekuatan dan identitas kita,” tegas Sofyan saat diwawancarai pada Minggu (25/5). Transformasi ini bukan sekadar mendirikan fakultas baru, tetapi juga menyatukan sejarah panjang pengembangan keilmuan sosial di IPB University.

IPB University kini kian masif melakukan transformasi besar-besaran. Mulai dari Fakultas Teknologi Pertanian menjadi Sekolah Teknik, terbentuknya Sekolah Sains Data dan Matematika dan Fakultas Kedokteran Hewan menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis. Transformasi ini dilakukan sebagai respons IPB University terhadap dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan zaman.
“Pembicaraan tentang pengembangan keilmuan melalui prodi maupun fakultas ini bukan sehari-dua hari, ini sudah berpuluh-puluh tahun. Sudah lama diskusi terkait dengan pengembangan ilmu-ilmu sosial ini diadakan. Jadi, pengembangan ilmu-ilmu sosial itu mandatorinya memang diberikan dari keilmuan di Fakultas Ekologi Manusia ditambah sebenarnya adalah visi Pak Rektor, agar transformasi ini bisa berjalan dengan baik. Maka kita juga mempersiapkan semua itu,” jelas Sofyan.

Departemen Sosiologi Pedesaan dan Departemen Geografi Lingkungan dipilih menjadi departemen baru di FEMA menyusul transformasi FEMA menjadi FISEMA karena urgensinya. Sofyan memaparkan, “IPB University perlu mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang tetap berbasis agromaritim. Kajian sosiologi di IPB sendiri berbeda dengan sosiologi di luar, karena menggabungkan berbagai dimensi, termasuk ekologi dan sosial. Hal ini perlu dikembangkan untuk mengubah cara berpikir masyarakat. Banyak kebijakan pembangunan saat ini tidak mempertimbangkan konteks ekologi masyarakat setempat. Keilmuan geografi lingkungan hadir untuk menjawab permasalahan ini.”
Skema transformasi tersebut memicu pro dan kontra di kalangan mahasiswa, khususnya di lingkungan FEMA. Sebagian mahasiswa mempertanyakan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran, seperti ketersediaan gedung, mengingat pembentukan program studi baru akan berdampak pada peningkatan jumlah mahasiswa. Sementara itu, hingga kini Departemen SKPM sendiri belum memiliki ruang kelas permanen.

“Terkait dengan gedung, kami (fakultas) tidak punya kewenangan, kewenangan tentang ruang dan gedung itu kan dimiliki rektorat. Tapi, tentu saja selalu kita perjuangkan. Alasan utama gedung belum kunjung dibangun karena memang untuk membangun itu butuh biaya besar. Terkait fasilitas, kami jamin akan tetap memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa,” terangnya. Sofyan menambahkan, rencananya dalam dua tahun kedepan FISEMA akan memiliki gedung sendiri.
Di akhir pernyataannya, Sofyan berharap perubahan ini dapat berjalan lancar dan dimaknai oleh publik sebagai langkah strategis untuk memperkuat keilmuan sosial IPB, dengan tetap berpijak pada kebutuhan nyata masyarakat Indonesia yang hidup di wilayah pertanian, pesisir, dan kelautan.
***
Reporter: Fatayah Fahma, Mulia Uswah
Editor: Diana Rahmawati
Fotografer: Yazid Muhammad
Tambahkan Komentar