IPB University Tambah Kuota SNBP 2025, Berikut Peluang dan Strateginya

Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 masih mengikuti regulasi tahun sebelumnya dengan sedikit penyesuaian. Dr. Utami Dyah Syafitri, Direktur Administrasi Pendidikan dan Penerimaan Mahasiswa Baru IPB University, menjelaskan bahwa SNBP tetap diperuntukkan bagi siswa SMA/MA/SMK yang memenuhi kriteria kelayakan sesuai kuota sekolah. Namun, sekolah yang menggunakan e-rapor mendapatkan tambahan kuota sebesar 5%.

“Regulasi SNBP tetap sama untuk jenjang sarjana maupun sarjana terapan. SNBP hanya berlaku bagi siswa eligible, tetapi bagi sekolah yang sudah menggunakan e-rapor, kuotanya bertambah 5%,” ujar Utami dalam wawancara yang disiarkan langsung di akun instagram @ipbofficial pada 07 Februari 2025.

Saat ini, siswa yang telah dinyatakan eligible sedang memilih program studi sesuai minat dan nilai akademik mereka. Dalam pemilihan ini, siswa perlu memperhatikan mata pelajaran pendukung. Dengan adanya dua kurikulum, yakni kurikulum merdeka dan kurikulum 2013, sekitar 50% sekolah di Indonesia telah menerapkan kurikulum merdeka. Oleh karena itu, calon mahasiswa harus mengecek daftar mata pelajaran pendukung di laman admisi.ipb.ac.id. Penilaian utama SNBP mencakup rata-rata nilai rapor lima semester serta nilai mata pelajaran pendukung.

Sertifikat prestasi masih menjadi faktor pendukung dalam seleksi SNBP di IPB. “Bobot seleksi terdiri dari 50% nilai rapor lima semester dan 50% dari mata pelajaran pendukung serta sertifikat prestasi. Prestasi tingkat provinsi, nasional, atau internasional menjadi pertimbangan tambahan,” jelas Dr. Utami. Meski demikian, nilai akademik tetap menjadi faktor utama.

Sekolah yang belum memiliki alumni di IPB tetap memiliki peluang diterima, karena penilaian didasarkan pada indeks sekolah. Sekolah baru yang belum memiliki indeks alumni akan dinilai berdasarkan indeks literasi dan numerasi dari tim seleksi nasional. Jumlah penerimaan SNBP juga bergantung pada jumlah pendaftar dan peringkat nilai mereka. Oleh karena itu, strategi terbaik adalah memilih program studi dengan kuota besar, memahami daya tampung, serta mempertimbangkan tingkat keketatan SNBP tahun sebelumnya.

Tahun ini, IPB University menyediakan kuota SNBP yang cukup besar, yaitu 20–45% dari total mahasiswa baru. “IPB menerima 2.238 mahasiswa S1 dan 1.031 mahasiswa D4, dengan total 3.249 mahasiswa. Ini jumlah yang cukup besar dibandingkan PTN lainnya,” ujar Utami. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada passing grade dalam seleksi SNBP IPB, karena seleksi dilakukan secara internal di masing-masing sekolah. IPB menerima mahasiswa dari seluruh Indonesia dengan sistem alokasi proporsional. Evaluasi alumni didasarkan pada prestasi akademik mereka di IPB, khususnya pada semester pertama, serta kalibrasi nilai dari sekolah asal. Dengan demikian, faktor daerah asal tidak secara langsung mempengaruhi peluang diterima di IPB.

Utami memberikan beberapa tips bagi calon mahasiswa agar peluang diterima lebih besar. “Cek mata pelajaran pendukung, lakukan simulasi rata-rata nilai rapor, dan pilih program studi dengan daya tampung banyak. Jika dari luar Jawa Barat, pilih IPB sebagai pilihan pertama. Jika di Jawa Barat, bisa sebagai pilihan pertama dan kedua,” sarannya.

Bagi siswa IPS yang ingin masuk ke IPB, mereka perlu memastikan sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka dan mengecek mata pelajaran pendukungnya. Sebab, di semester pertama, mahasiswa akan mempelajari mata pelajaran IPA dalam Program Kompetensi Umum (PKU). Dengan strategi yang tepat, peluang diterima di IPB melalui SNBP 2025 tetap terbuka lebar bagi semua calon mahasiswa.

***

Reporter: Fera Kristanti, Fatayah Fahma Diena, Najwa Aaliyah

Editor: Diana Rahmawati Pinandita

Fotografer: Zera Adinata Putri

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.