Gaji terlalu Rendah, Ojek Tolak tawaran Kerjasama dengan IPB

Selasa (15/3), ojek kampus beserta warga sekitar menggelar aksi memblokade jalan di depan gerbang belakang IPB dengan cara membakar ban, aksi ini merupakan lanjutan dari sikap penolakan terhadap kebijakan Green Campus. Ojek kampus menolak tawaran dari pihak rektorat untuk menjadi sopir, kondektur bus, dan penjaga shelter sepeda yang hanya diberikan gaji oleh pihak IPB sebesar Rp 1.500.000,- . Ojek kampus dan warga sekitar menilai gaji ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

e1220c96-be5f-4c56-8952-39b03ebfcec8
Warga melakukan aksi demonstrasi menolak kebijakan Green Campus (foto: korpusipb.com)

“Kalau ngojek sehari itu kadang bisa hasil seratus ribu, tapi ya variatif sih kadang kalau sepi ya cuma dapat lima puluh ribu. Kalau ngambil tawaran IPB jelas gak cukup lah untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, apalagi yang punya tanggungan banyak. Tak hanya itu anak kami juga kan harus sekolah,” ujar Asep, salah satu ojek kampus IPB.

Selain itu Asep menambahkan jika ia menerima tawaran dari IPB maka apabila ia berhalangan hadir untuk bekerja gajinya akan dipotong sebesar seratus ribu sedangkan jika ia sakit maka gajinya dipotong sebesar dua puluh lima ribu, Sehingga hal itu dirasa berat baginya. Orasi ojek dan masyarakat lingkar kampus berisi permintaan kebijakan dan keadilan dari Rektor IPB agar ojek dan masyarakat sekitar dibolehkan untuk melintasi jalanan di kampus. Beruntung aksi ini berjalan dengan damai, lokasi tersebut diamankan oleh UKK IPB dan Polsek Dramaga.

Terhitung satu maret lalu sejak implementasi Green Transportation mulai diberlakukan menyeluruh. Beberapa titik jalan mulai ditutup oleh portal agar tak ada kendaraan berlalu lalang, namun kebijakan ini hanya berlaku pada kendaraan roda dua. Hal tersebut menimbulkan berbagai reaksi terutama dari ojek kampus. Bagaimana tidak, dengan ditutupnya portal maka ojek kampus tidak dapat mencari nafkah dengan melintasi jalanan kampus.

“Sebenarnya kami tidak melarang ojek masuk kampus, hanya saja ada beberapa titik di kampus yang memang motor tidak diperbolehkan untuk lewat, termasuk ojek,” tegas Toto, Kepala UKK IPB.

Putri Indah

Editor : Shalsa Nurhasanah

Putri Indah T

Ambivert

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.