
Selasa (15/3), aksi menolak kebijakan Green Campus kembali digelar oleh warga desa lingkar kampus beserta para ojek kampus IPB. Berbeda dari sebelumnya, kali ini aksi dilaksanakan di luar kampus, yakni di depan gerbang belakang IPB. Hal ini karena hanya civitas akademika saja yang diperbolehkan menggelar unjuk rasa di dalam kampus.
“Kalau mahasiswa kan ibaratnya anak, unjuk rasa di dalam kampus adalah hal yang wajar sama seperti anak yang menyuarakan aspirasinya dalam keluarga. Nah kalau ojek kan dari luar kampus, maka tidak diperbolehkan mengadakan unjuk rasa di dalam kampus,” tegas Toto selaku kepala UKK IPB. Dalam aksi kali ini para ojek dan warga lingkar kampus memblokir jalan dengan membakar ban serta berorasi di atas mobil pick up. Orasi yang disampaikan berupa penolakan terhadap Green Campus serta meminta keadilan dari pihak rektor.

“Kami hanya menyampaikan aspirasi saja kepada rektor agar memberi kebijakan yang adil serta memberikan akses (jalan) bagi ojek serta masyarakat cikarawang,” ucap Asep, selaku ojek kampus. Aksi tersebut berlangsung sejak pukul 07.30 (15/3) dan hanya akan diakhiri jika rektor datang dan berdialog langsung dengan masyarakat. Jika rektor tak kunjung datang maka aksi akan kembali digelar keesokan harinya dengan massa yang lebih besar.
Aksi ini merupakan respon terhadap kebijakan yang diberlakukan oleh IPB tertanggal 1 Maret 2016, yakni penyesuaian tarif bagi fasilitas penunjang Green Transportation. Selain itu, penggunaan portal dan diturunkannya beberapa petugas untuk penertiban lalu lintas kampus membuat pengguna jalan sedikit terganggu khususnya kendaraan roda dua.
Putri Indah T.
Editor: M. Qomarul Huda
Tambahkan Komentar