Terinspirasi dari gerakan mahasiswa internasional, sekelompok mahasiswa IPB University yang tergabung dalam IPB Student Justice for Palestine (IPB SJP) mengambil langkah berani untuk membela Palestina. Latar belakang berdirinya IPB SJP ini didasari oleh dorongan untuk mendukung kemerdekaan Palestina serta keprihatinan terhadap ketidakadilan dan genosida yang terjadi di Palestina.
“Dibentuk sebagai respons terhadap gerakan mahasiswa internasional dan mendukung keadilan di Palestina,” ungkap Kholid Kika Ansori, ketua IPB SJP, “Kami merasa bahwa sebagai civitas akademika yang berprikemanusiaan dan menjunjung tinggi ilmu pendidikan, sudah seharusnya kita memiliki nurani dan akal yang sehat.” Gerakan ini juga merupakan salah satu wujud dari kepekaan para mantan aktivis BEM KM IPB 57.
Meskipun belum resmi berdiri sebagai organisasi, IPB SJP telah aktif merencanakan dan melaksanakan berbagai aksi, salah satunya adalah aksi bela Palestina yang telah sukses dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2024 lalu. Pembentukan grup ini dimulai dengan persiapan aksi yang dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih hanya seminggu, terinspirasi oleh protes mahasiswa di Amerika Serikat yang menuntut kampus-kampus untuk memutus hubungan dengan Israel.
Keanggotaan dari IPB SJP mencakup mahasiswa, dosen, dan beberapa tenaga pendidik lainnya. “Jumlah anggota grup persiapan aksi kemarin itu mencapai sekitar 780 orang, dan sekitar 40 mahasiswa aktif menyiapkan aksi,” jelas Kholid Kika Anshori, ketua IPB SJP. Salah satu kegiatan yang sudah dilakukan adalah aksi di lapangan Telaga Inspirasi yang terletak di depan Rektorat IPB University, tempat strategis dan ikonik untuk menunjukkan dukungan civitas akademika IPB terhadap isu Palestina.
Dalam waktu dekat ini, IPB SJP berencana untuk tetap mengadakan berbagai kegiatan, termasuk memperingati Hari Nakba (Hari peringatan tahunan bagi warga Palestina) dengan memasang bendera Palestina di lingkungan kampus dan mengadakan diskusi serta FGD (Focus Group Discussion) terkait situasi Palestina. “Kami juga akan meng-update kondisi Palestina dan SJP Global ke grup IPB SJP,” tambah ketua IPB SJP. Kegiatan-kegiatan tersebut, termasuk aksi-aksi lanjutan, yang direncanakan akan tetap diadakan di depan gedung rektorat karena dinilai strategis.
Di balik suksesnya aksi yang digelar pada 9 Mei 2024 lalu, IPB SJP menghadapi sejumlah kendala dalam melaksanakan program kerjanya. Pertama, saat ini, IPB SJP masih berbasis sebuah gerakan yang belum mempunyai struktur kesekretariatan yang jelas. Maka dari itu, IPB SJP memerlukan bantuan dari pihak luar, di antaranya BEM KM dan organisasi lain, dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Selanjutnya, IPB SJP hanya memiliki waktu persiapan yang terbilang singkat sebagai upaya agar dapat mengadakan kegiatan selagi isunya masih hangat. Kemudian, pengerahan massa yang dinilai masih kurang efektif. Kholid Kika Ansori menyatakan pada aksi tersebut, hanya sekitar 300-an orang yang dapat hadir secara langsung, padahal hampir 800 orang yang bergabung ke dalam grup. Namun kendala-kendala tersebut masih dapat diatasi. “Jumlah massa aksi kemarin juga melebihi target, targetnya 200 orang tapi yang hadir sekitar 300-an lebih,” tutur ketua IPB SJP tersebut.
Sebagai penutup, Kholid Kika Ansori selaku ketua IPB SJP mengajak seluruh civitas akademika IPB dari berbagai elemen, yang menurutnya merupakan orang-orang akademisi yang memiliki pendidikan tinggi, untuk meningkatkan kesadaran terkait isu genosida di Palestina. “Kita harus memiliki hati, nurani, dan akal sehat,” ucap ketua IPB SJP. ‘Kemerdekaan ialah hak segala bangsa maka penjajahan di atas dunia harus segera dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan’ merupakan sebuah kalimat tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Kalimat tersebut merupakan sebuah amanat dari para leluhur dan kita sebagai Warga Negara Indonesia perlu berperan dalam mewujudkannya. Isu genosida di Palestina merupakan salah satu implementasinya. Isu ini bukan hanya isu keagamaan saja, melainkan isu umat manusia, umat yang menjunjung tinggi keadilan serta memahami hak asasi manusia. Kita harus mendukung Indonesia untuk terus bersuara membela Palestina di kancah internasional. “Kita harus update terkait Palestina ini supaya tidak ketinggalan secara langsung terkait donasi materi dan sebagainya. Dan juga setidaknya doa kita terus terselipkan untuk saudara-saudara kita di Palestina,” pesan Kholid Kika Ansori.
***
Reporter: Lintang Rusliningtyas, Annatasha Diandra P., Syifa Shabreena, Helga Elvaretta Putri, Ramadhan Catur Pratama
Fotografer: Ghulam Muhammad Abdan, Meri Handayani
Editor: Rafly Muzakki Rahman
Tambahkan Komentar