Belum lama dibentuk, Forum Mahasiswa Bersuara (FMB) yang diresmikan tepat pada hari pendidikan ini sudah ‘dilirik’ dosen-dosen. Tidak hanya satu atau dua dosen yang menawarkan diri menjadi pembina organisasi, tetapi sudah mencapai empat dosen.
Pembentukan organisasi yang dimaksudkan untuk menjadi wadah intelektual mahasiswa ini membuat para dosen teringat akan perjuangan masa muda mereka. “Senang melihat semangat para dosen mendukung kegiatan kami, tetapi kadang bingung juga jadi banyak intervensi. Intinya, dosen senang dengan kegiatan kami,” ujar Luhur Nugroho, salah satu pendiri FMB.
FMB adalah sebuah organisasi resmi non-UKM yang digagas oleh empat mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (Fema) angkatan 47, yaitu Luhur (GM 47), Putri (KPM 47), Fuad (KPM 47), dan Dede (KPM 47). Keresahan mereka akan sikap apatis yang mulai timbul di kalangan mahasiswa IPB menjadi latar belakang didirikannya FMB.
FMB adalah sebuah organisasi resmi non-UKM yang digagas oleh empat mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (Fema) angkatan 47, yaitu Luhur (GM 47), Putri (KPM 47), Fuad (KPM 47), dan Dede (KPM 47). Keresahan mereka akan sikap apatis yang mulai timbul di kalangan mahasiswa IPB menjadi latar belakang didirikannya FMB.
Menurut Luhur, sering kali kita lupa bahwa kita adalah mahasiswa yang seharusnya tak hanya mengejar IPK sempurna. Semangat kemahasiswaan harus kembali dipacu, salah satunya melalui wadah intelektual seperti FMB.
Kegiatan rutin yang dilakukan FMB adalah diskusi minimal satu kali dalam seminggu. Konsep diskusi yang diterapkan bukanlah diskusi formal dengan menyertakan moderator dan penyaji, melainkan diskusi santai. Santai bukan berarti tanpa benang merah dan tanpa arah.
Walaupun diskusi kadang dilakukan sembari menikmati kopi di kantin, para anggotanya selalu mampu mengeluarkan ide-ide segar terkait topik yang diangkat. Sekali waktu, diskusi diisi dengan membedah film dari berbagai sudut pandang. Selain itu, FMB juga telah menyelenggarakan seminar bedah buku yang merupakan kegiatan akbar perdana dengan mendatangkan penulis buku serta dua dosen sebagai pembicaranya pada Kamis (21/11) lalu.
FMB tak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa IPB. Ada pula anggota yang berasal dari universitas lain seperti STIE Tazkia dan Universitas Pakuan. Siapa pun secara terbuka akan diterima di FMB karena pada hakekatnya organisasi ini diperuntukkan bagi mahasiswa. Jumlah anggota FMB terhitung sejak 2 Mei 2013 sudah mencapai angka 50.
“Untuk ke depannya, saya harap lebih banyak lagi mahasiswa yang mau bergabung dengan kami. Semoga lebih banyak lagi mahasiswa yang sadar bahwa mereka adalah ‘mahasiswa’,” tutur Luhur.
FMB tak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa IPB. Ada pula anggota yang berasal dari universitas lain seperti STIE Tazkia dan Universitas Pakuan. Siapa pun secara terbuka akan diterima di FMB karena pada hakekatnya organisasi ini diperuntukkan bagi mahasiswa. Jumlah anggota FMB terhitung sejak 2 Mei 2013 sudah mencapai angka 50.
“Untuk ke depannya, saya harap lebih banyak lagi mahasiswa yang mau bergabung dengan kami. Semoga lebih banyak lagi mahasiswa yang sadar bahwa mereka adalah ‘mahasiswa’,” tutur Luhur.
Hayah Afifah / Magang Koran Kampus
Tambahkan Komentar