Melihat Mikrogur di Goa Buniayu, Eksplorasi Alam 2013

Tim Eksplorasi Alam 2013 di dalam Goa Buniayu (Foto: Nunus R/OWA)

(Jum’at 13/09/2013) Divisi Observasi Wahana Alam (OWA) Himpunan Mahasiswa Biologi IPB melakukan perjalanan ke Sukabumi Jawa Barat melaksanakan kegiatan Eksplorasi Alam (EKSAM) yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Kali ini tim mengambil lokasi eksplorasi di Goa Buniayu. Goa vertikal yang tersohor di Sagaranten, Sukabumi. Kegiatan ini bertema “Cintai Bumi Sampai Ke Dalam” yang berlangsung selama 3 hari yang bertujuan memberi wawasan kepada mahasiswa Biologi mengenai keragaman Biota di Goa, melatih keterampilan fisik pada saat di lapang.

Goa Buniayu dalam bahasa Indonesia berarti kecantikan yang tersembunyi, ditemukan pada tahun 1982 dan orang yang pertama kali melakukan eksplorasi di sana adalah pria berkebangsaan Prancis pada tahun 1999. Ornamen-ornamen cantik yang dapat dinikmati di goa ini antara lain stalactite yang tumbuh di langit-langit goa dan stalagmite yang muncul di lantai goa. Ornamen yang terbentuk di Goa Buniayu sangat beragam, ada yang meyerupai payung yang disebut canopy, menyerupai gordyn, bunga dan lain sebagainya. Selain itu, tim juga bisa melihat Micro Gourdam/mikrogur dan Macro Gourdam/makrogur. Ornamen goa yang berbentuk seperti petakan-petakan sawah yang dihiasi oleh butir-butir kalsium kalsit sehingga mmancarkan cahaya seperti berlian yang berkilauan. Decak kagum tak henti terurai ketika melihat ornamen-ornamen cantik tersebut.

Anggota tim menuruni celah mulut goa satu per satu (foto: Dokumen OWA)

Goa Buniayu merupakan goa vertikal sedalam 18 meter yang menawarkan sejuta keindahan dan eksotisme ornamen-ornamen goa yang indah. Tim memasuki goa menggunakan seutas tali beserta harness. Rasa deg-degan pun belum hilang, telinga tim sudah disambut oleh suara tetesan air yang jatuh dari langit-langit goa. Sedikit membuat tenang hati ini. Setelah semuanya dari tim turun, perjalanan dilanjutkan memasuki setiap zonanya. Goa ini terbagi menjadi tiga zona yaitu zona terang, zona transisi, dan zona gelap. Zona terang menyajikan stalagmite dan stalactite yang menawan dengan jalur yang nyaman. Memasuki zona-zona berikutnya mulai menantang karena tim harus melewati beberapa jurang-jurang dalam goa, air sungai hampir sepinggang, dan jalur terakhir di zona gelap, tim dihadapkan pada jalur belumpur yang dalamnya bisa melebihi lutut. Tim diharuskan berkonsentrasi melewati setiap jalur ini, karena kalau tidak tim bisa celaka.

Saat berjalan menyusuri goa tim juga menemukan berbagai macam serangga. Meskipun hanya dengan penerangan berupa headlamp, serangga tersebut dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, ditemukan juga udang kecil dan ikan yang berenang di dalam aliran air yang cukup tenang. Selain macam-macam jenis serangga, udang dan ikan tim juga menemukan beberapa kelelawar yang sedang terbang kesana kemari, agaknya terganggu oleh pancaran cahaya headlamp yang tim gunakan. Dua zona telah tim lewati dengan mulus.

Tim memasuki zona gelap yang salah satu jalurnya merupakan jalur tesulit. Jalur berupa lumpur yang licin dan memerangkap. Gerakan merayap, merangkak, dan bergantungan pun dimulai demi bisa berhasil melewati jalur ini. Sekitar pukul 14.00 WIB satu persatu dari tim keluar dari goa dengan pakaian penuhi lumpur. Dalam perjalanan menuju kemah, tim mampir sebentar ke air terjun mungil yang ada di dekat disana. Air yang mengalir cukup deras, bening, dan segar. Lebih dari cukup untuk membasuh pakaian tim yang penuh akan lumpur.
Sampai jumpa di petualangan berikutnya.

Tim Eksplorasi Alam 2013 berfoto sebelum masuk ke Goa Buniayu (Foto: Dokumen Observasi Wahana Alam )

Div. Observasi Wahana Alam – Himpunan Mahasiswa Biologi IPB

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.