Pangolin (Manis javanica) atau biasa disebut Trenggiling memiliki berbagai keunikan yang belum banyak diungkap. Satwa ini adalah pemakan semut atau rayap. Trenggiling menjerat semut dengan lidahnya yang panjang dan berbentuk sedotan lalu memasukkannya ke dalam mulut untuk segera ditelan dan diproses di lambung karena satwa ini memang tidak memiliki gigi.
Satwa ini memiliki pertahanan diri yang luar biasa dalam menghadapi musuhnya di alam. Trenggiling mampu menggulung tubuhnya untuk menghindari daerah perut yang tidak dilindungi sisik keras. Seekor harimau bahkan tidak mampu membuka gulungan trenggiling tersebut. Kelebihan ini rupanya sekaligus merupakan kelemahan, karena dengan pertahanan yang seperti ini memudahkan manusia mengambil trenggiling di alam tanpa harus mengejarnya.
Kelemahan ini rupanya membuat trenggiling menjadi hewan yang langka karena terus diburu. Mitos mengatakan bahwa sisik dan daging trenggiling bisa jadi obat berbagai penyakit terutama menurut masyarakat Cina. Hal inilah yang diungkap dalam Seminar Nasional Himpunan Minat dan Profesi Satwa Liar FKH IPB, Sabtu (1/6).
Acara ini mendatangkan pembicara yang luar biasa, yakni Prof. Dr. Ir. H. Hadi S. Alikodra, MS, Dr.drh. Chairun Nisa’,M.Si,PAVet, Prof (R) Dr.Gono Semiadi, S.Pt,M.Sc,Ph.D untuk sesi pertama dan Ir.Puja Utama,M.Sc serta Dwi Nugroho dari Wildlife Conservation Society. Beliau adalah seorang ahli yang bekerja di bidang konservasi.
Tambahkan Komentar