
Suhaimi dan keempat rekannya Ray, Rusdiyadi, Syawaludin, serta Wakhid mengembangkan sebuah ide untuk mengurangi dampak limbah yang dihasilkan pertambangan timah. Kelimanya merupakan mahasiswa Universitas Bangka Belitung. Ide ini mereka gagas dengan judul SoTaTi (Souvenir Tailing Timah), yaitu sebuah program kreatifitas mahasiswa yang tahun ini berhasil lolos dalam seleksi Pekan Ilmiah Nasional 2016 di Institut Pertanian Bogor.
“Sudah jadi rahasia umum bahwa Indonesia merupakan eksportir timah terbesar di dunia. Bahkan 40% lebih produk timah Asia Tenggara berasal dari Kepulauan Bangka Belitung. Tingginya permintaan pasar tentu berakibat pada peningkatan jumlah produksi yang dilakukan secara terus menerus. Kegiatan ini mengakibatkan penumpukan tailing yang dibuang begitu saja oleh para penambang.”, papar Suhaimi ketika mempresentasikan programnya tersebut di hadapan tim juri PIMNAS ke-29, Rabu(10/8).
Tailing merupakan hasil proses penambangan atau pengolahan bijih mineral yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomis. Hal inilah yang mendorong lima mahasiswa Univesitas Bangka Belitung tersebut berinovasi dengan tailing dan timah. Inovasi ini bertujuan agar limbah tailing dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dan bernilai ekonomis. Selain itu, munculnya SoTaTi bertujuan mengurangi limbah tailing dari penambangan timah.
SoTaTi merupakan produk kreatif berupa cinderamata yang berbahan baku dari limbah tailing timah. Produk yang dihasilkan gantungan kunci, mug hiasan dan miniatur. Tim yang diketuai Suhaimi ini berharap SoTaTi dapat menjadi media untuk melestarikan dan mengenalkan tempat-tempat bersejarah dan lokasi wisata yang ada di Bangka Belitung.
Produk ini sudah mereka pasarkan melalui sebuah kios swadaya yang mereka buka. Selain itu, mereka bekerja sama dengan instansi tempat bersejarah dan wisata, serta menggunakan media langsung, seperti poster dan brosur mengenai produk mereka.
Media internet juga mereka gunakan dalam pemasarannya seperti laman website, Facebook, Twitter dan BBM. “Hal ini sedang kami tingkatkan agar souvenir dari tailing timah ini bisa menjangkau pasar di luar daerah Kepulauan Bangka Belitung,” Ujar Suhaimi.
Kania S
Ed: Ichwanul AM
Tambahkan Komentar