RABBEL: Inovasi Pakan Kelinci dari Limbah Sayur untuk Mendukung Zero Waste dan SDGs ke-8

Produk inovasi bisnis kreatif berupa pakan kelinci bernama RABBEL (Rabbit Feed with  Utilization Leftover Vegetable, Lamtoro Extract, and Morinda C. Leaf) berhasil diproduksi oleh salah satu tim PKM Kewirausahaan (PKM-K) dari IPB University. Sesuai dengan namanya, RABBEL merupakan pakan kelinci berbentuk pellet berbahan dasar limbah sayuran dan pakan lokal yang dirancang sedemikian rupa sehingga mengandung nutrisi yang lengkap, tetapi berharga ekonomis.

Tim PKM-K ini terdiri dari empat orang mahasiswa, yaitu Akhmad Khorius Syahrie dan Shidiq Ulul Albab dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem serta Reifahren Ceca Nurinda dan Nazwa Muthia Nadhira dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Sementara itu, dosen pembimbing dari tim ini adalah Dr. Indah Wijayanti, S.Tp, M.Si dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB University. Beliau bersedia menjadi dosen pembimbing karena RABBEL berada dalam bidang kompetensi yang beliau kuasai.

Ide pembuatan RABBEL tercetus setelah tim ini merasa prihatin melihat banyaknya limbah sayuran di Indonesia yang tidak dimanfaatkan. Padahal, limbah sayur tersebut mengandung nutrisi yang bagus dan berpotensi menjadi alternatif pakan ternak yang murah.

Pembuatan RABBEL bertujuan mendukung gerakan zero waste dan mewujudkan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) kedelapan tentang kegiatan produktif, kewirausahaan, kreativitas inovasi, serta mendorong pertumbuhan UMKM. Selain itu, RABBEL dapat menjadi alternatif dalam mengurangi biaya pakan ternak dan dapat menjadi usaha untuk meningkatkan pendapatan peternak kelinci.

 

Proses pembuatan RABBEL dilakukan di  Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, IPB University. Tim PKM-K RABBEL sempat mengalami kendala selama proses pembuatan RABBEL. “Kami sempat terkendala tempat untuk menyimpan limbah sayuran yang banyak yang perlu disortir untuk dihilangkan kadar airnya,” ujar Reifahren Ceca Nurinda. Keempatnya kemudian segera mencari solusi, yaitu dengan memanfaatkan lahan di sekitar laboratorium untuk menjemur limbah sayuran.

Sejauh ini, RABBEL sudah diproduksi sebanyak 250 kg dengan produk terjual sebanyak 120 kg dan tim sedang mengerjakan produksi keempat. Penjualan RABBEL dilakukan melalui e-commerce Shopee dan Tokopedia serta promosi langsung ke peternakan kelinci, yaitu Afina Rabbitry dan Suka Kelinci Farm.

Afina Rabbitry yang membudidayakan kelinci bogor menyambut baik adanya RABBEL. “Pakan RABEL inovasi yang sangat unik, aroma yang khas, dan sangat disukai kelinci,” ujar pihak Afina Rabbitry. Pihak Suka Kelinci Farm juga memberi tanggapan positif kepada RABBEL. Mereka berpendapat bahwa RABBEL dapat membantu pembudidaya kelinci dalam meningkatkan hasil budidaya serta bentuk RABBEL praktis, tahan lama, tidak mudah busuk, dan mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan kelinci.

Ke depannya, tim PKM-K RABBEL berencana mengurus perizinan hak paten produk, bekerja sama dengan beberapa mitra petshop, mendistribusikan produk ke seluruh Indonesia, dan membuka toko offline resmi untuk RABBEL.

Reporter: Hana Waldah Mariam

Editor: Shintia Rahma Islamiati

Avatar

Hana Waldah Mariam

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.