Stakeholder untuk Indonesia Bebas Sampah 2020

Sumber : Tim PKM
Sumber : Tim PKM

Siapa yang menyangka mahasiswa yang memiliki banyak kesibukan (akademik maupun nonakademik) masih memberikan perhatiannya terhadap permasalahan sampah. Mereka adalah Yesie Mutiarasyani (ESL 2014), Rizky Dea Primaretha (ESL 2015), dan Kalisa Putri Andriani (ESL 2015). Tiga dara ini bergabung dalam satu tim dan menyalurkan kepeduliannya terhadap sampah melalui program Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) di bidang penelitian.

“Permasalahan sampah di Indonesia masih belum terselesaikan hingga saat ini, bahkan ketika Kementrian  Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah membuat program Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020, hal tersebut masih belum bisa dirasakan manfaatnya. Salah satu penyebabnya adalah masyarakat yang tidak seluruhnya mau ikut berpartisipasi dalam gerakan ini. Untuk itu kami melakukan penelitian analisis stakeholder karena stakeholder inilah yang dapat mempengaruhi masyarakat dan berperan penting dalam bank sampah,” jelas ketua tim PKM, Yesie Mutiarasyani.

Tujuan dari penelitian ini tidak lain untuk mengetahui siapa saja stakeholder yang memiliki peran penting dalam menyukseskan program Bank Sampah. Stakeholder yang digunakan dalam penelitian ini adalah stakeholder yang terkait dengan Bank Sampah Srikandi Berdikari yang terletak di Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Lokasi tersebut dipilih karena Bank Sampah Srikandi Berdikari sudah hampir 3 tahun ini dapat menjalankan program lingkungan desa bebas sampah dan memiliki pengelolaan sampah yang baik dengan dukungan stakeholder  yang memiliki pengaruh serta kepentingan  di bank sampah  desa pasarean tersebut.

Alat analisis yang digunakan adalah actor grid yang diidasarkan pada tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh masing-masing stakeholder. Identifikasi stakeholder melalui pendekatan partisipatif dengan teknik purposive dan snowball sampling. Pada tabel actor grid, stakeholder  akan terbagi kedalam empat kuadran: kuadran I kepentingan tinggi namun pengaruh rendah yaitu Ketua RW dan nasabah; kuadran II kepentingan tinggi dan pengaruh tinggi yaitu pengurus bank sampah, Ketua RT, dan Kepala Desa; kuadran III kepentingan rendah dan pengaruuhnya rendah yaitu pengepul; dan kuadran IV kepentingan rendah namun pengaruhnya tinggi yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor.

Hasil anilisis didapatkan bahwa stakeholder yang berperan penting adalah stakeholder yang berada pada kuadran II yaitu pengurus bank sampah, Ketua RT, serta Kepala Desa karena ketiganya memiliki kepentingan dan pengaruh yang tinggi. Berdasarkan anilisis ini diharapkan masing-masing stakeholder dapat meningkatkan kepentingan serta pengaruhnya untuk bank sampah dan dapat bekerja secara efektif agar Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 dapat terwujud.

 

Uswatun Khasanah

Ed: Alferdian Achmad

Uswatun Khasanah

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.