Bulan Ramadan menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk beribadah dan meningkatkan keimanan di bulan penuh berkah ini, yang mana semua pahala di bulan ini dilipatkangandakan. Kali ini, bulan Ramadan menjadi bulan yang padat untuk mahasiswa IPB karena diiringi oleh banyaknya kegiatan kampus dan juga Ujian Tengah Semester (UTS). Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa IPB dalam mengatur waktu dengan baik dan efektif untuk menyeimbangi aktivitas beribadah dan belajar di bulan Ramadan.
Seperti yang dikatakan Fathin, Ketua Umum BKIM (Badan Kerohanian Islam Mahasiswa) IPB dalam wawancara yang dilakukan pada 8 Maret 2025, “Tantangan bagi mahasiswa IPB yang melaksanakan UTS di tengah bulan Ramadan yaitu bagaimana mahasiswa melakukan manajemen waktu yang baik dan kontrol fisik yang baik sehingga dapat mengikuti ujian dan memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan.” Solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu memperbanyak waktu untuk belajar mempersiapkan ujian dengan mengurangi waktu tidur biasanya, sehingga antara ibadah dengan belajar di bulan puasa dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Cara efektif untuk dapat tetap produktif belajar di tengah ibadah puasa ini—Fathin, selaku Ketua Umum BKIM, memberikan pendapatnya yaitu dengan mengetahui waktu efektif diri kita dalam belajar karena setiap orang memiliki perbedaan waktu efektif masing-masing. Setelah mengetahui waktu efektif dalam belajar, kita dapat memaksimalkan waktu tersebut dibandingkan melakukan hal yang kurang bermanfaat. Selain itu, karena padatnya kegiatan di bulan Ramadan ini, kita perlu meluangkan waktu di luar waktu produktif kita. Demi mencapai pemahaman yang maksimal, misal seperti belajar setelah selesai sholat atau setelah melakukan tilawah Al-Quran, maka kita tetap belajar secara bertahap.
Ketua BKIM menekankan bahwa selama Ramadan, waktu harus dimanfaatkan sebaik mungkin. “Karena padatnya kegiatan, mahasiswa harus menggunakan waktu luang dengan belajar dan memahami materi yang belum dipahami,” tambahnya. Selain mengatur waktu, mahasiswa juga perlu menjaga kondisi fisik dan mental. Dalam menghadapi tekanan akademik di bulan Ramadan, pengelolaan emosi juga menjadi faktor penting. “Kesabaran dan manajemen stres sangat diperlukan agar kita tetap fokus belajar tanpa mengabaikan ibadah.”
Agar tetap bisa meraih manfaat Ramadan tanpa mengorbankan prestasi akademik, mahasiswa perlu memahami keutamaan dari bulan Ramadan sendiri, di mana semua pahala dilipatgandakan. Menjaga semangat dan istiqamah menjadi hal yang perlu diingat selama menjalani kebiasaan positif di bulan Ramadan. Tantangan dalam mengelola waktu untuk ibadah dan akademik harus dihadapi, keyakinan bahwa setiap usaha yang dilakukan pada hakikatnya adalah untuk kebaikan diri sendiri.
Seperti yang dikatakan oleh Fathin pada akhir sesi wawancara, “Maksimalkanlah bulan Ramadan ini sebaik mungkin, walaupun memang nantinya waktu kita akan terpotong, waktu kita akan lebih sedikit untuk beristirahat, tapi justru itulah yang akan membawa keberkahan pada hidup kita nantinya. Jadi, jangan takut nilai akademiknya akan turun, asalkan temen-temen bisa memaksimalkan ibadah dan juga meluangkan waktu lebih untuk belajar, insyaAllah pasti akan Allah mudahkan, Allah lancarkan, dan juga Allah bantu untuk mengejar nilai terbaik itu.” Di akhir kalimat, Fathin berpesan untuk selalu mempertahankan semangat di bulan Ramadan, bahkan hingga bulan mulia ini telah usai, supaya terus membawa manfaat jangka panjang melalui kebiasaan positif yang terus berkembang.
Reporter: Azizah Verda, Najwa Nabila, Syarifah Nabila
Editor: Nabila Farasayu Pamuji
Ilustrator: Shalima Azka Suryana
Tambahkan Komentar