Manifestasi Generasi Berkarakter Anti Menyontek, Smarties Ajak Anak-anak Sekolah Dasar Belajar dengan Menyenangkan melalui Pembelajaran Brain-based Learning

Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki. Kutipan Bung Hatta tersebut menggambarkan kondisi moral etik generasi bangsa Indonesia yang berbudaya menyontek. Pasalnya, perilaku ini bukan fenomena sesaat saja, tapi efek dominonya bisa terbawa hingga dewasa. Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim Smarties menyusun strategi peningkatan kejujuran dan penguatan generasi berkarakter dengan menyadur metode brain-based learning dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM).

Hari Sabtu, 16 September 2023 resmi menjadi penutup rangkaian implementasi rancangan program Smart Kids with Smart Ways yang disusun oleh Siti Yuri Nurazijah sebagai ketua tim dan beranggotakan Selanova Nurdina, Vidi Vebriani, Tria Meilani Hadipurwati, dan Dedin Junaedin. Pelaksanaan program ini dibimbing oleh Dr. Ir. Melly Latifah, M. Si. dan menyasar siswa-siswi kelas 2 SDN Babakan Dramaga 01.

Brain-based learning adalah teori untuk menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak murid. Metode ini diproyeksikan menjadi pembelajaran yang menyenangkan oleh Tim Smarties guna mendukung pembelajaran karakter khususnya karakter jujur pada murid. Ada beberapa tahapan brain-based learning yang kemudian dikelompokkan menjadi SMARTIES #1 hingga SMARTIES #5.

Nilai-nilai yang ingin ditanamkan oleh Tim Smarties dimulai dari membangun semangat, rasa percaya diri, pembelajaran yang menyenangkan, motivasi, dan kejujuran. Beberapa gaya belajar yang seru disisipkan pada setiap agenda Smarties, contohnya brain gym, ular tangga, truth or dare, cap tangan kejujuran, studi kasus menggambar, dan video pembelajaran. Dari rangkaian brain-based learning yang dilaksanakan ini, output yang diharapkan berupa buku karya anak Smarties.

Peningkatan karakter anak jelas erat sangkut pautnya dengan kooperasi orang tua. Sebagai penyedia pendidikan informal pertama bagi anak, orang tua perlu turut serta dalam observasi dan evaluasi perkembangan anak. Pada program Smarties, orang tua akan dikumpulkan dalam sharing session dan presentasi materi penunjang upaya peningkatan kejujuran. Orang tua diajak belajar dan berdiskusi tentang penguatan kepercayaan diri anak, pentingnya pengembangan moral anak, serta pengaruh ekspektasi terhadap kejujuran anak. Selain itu, untuk menunjang kesuksesan sosialisasi yang dilakukan Tim Smarties, orang tua juga akan mengisi pre-test dan post-test sebagai tolak ukur. Hasil dari pendampingan orang tua ini menunjukkan perbandingan yang positif. 

Selama periode praktiknya, Smarties telah memenuhi capaian program yang dirumuskan. Terdapat beberapa potensi hasil dari program yang besar peluangnya untuk berkelanjutan. Buku pedoman ber-ISBN diantisipasi dapat disebarluaskan kepada mitra. Kelak, metode pembelajaran ini mungkin direalisasikan menjadi kokurikuler sekolah dasar. Progres dari Smarties akan terus diperbaharui oleh Siti Yuri Nurazijah dan tim melalui laman @smarties.ipb di Instagram.

Reporter: Matta Cinta Salsabila

Editor: Shintia Rahma Islamiati

Matta Cinta Salsabila

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.