Bogor, Jawa Barat – Kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi Institut Pertanian Bogor (IPB) telah sukses menjalankan program pengabdian masyarakat di Desa Darmayasa dengan tema “Strategi Optimalisasi Pengembangan Potensi Desa Darmayasa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat”. Kuliah Kerja Nyata kelompok tersebut dilaksanakan pada tanggal 19 Juni sampai 30 Juli di tahun 2023. Kelompok ini dipimpin oleh Joachim Patrick Sihotang dan Dr. Windi Al Zahra, S. Pt. M. Si sebagai dosen pembimbing lapang. Kelompok ini terdiri dari beberapa anggota, antara lain Lutvi Anggraini, Robbi Akromani, Hafizudin, Shinta Amalia, Shirin Syaharani, Nilam Nindya Garini, Johana Adventina Sinurat, dan Dinda Karina Hutagalung.
Melalui wawancara, Koordinator Kelompok Joachim Patrick Sihotang menjelaskan mereka berharap dengan berbagi cerita tentang pengalaman KKN-T kelompok mereka, mereka bisa membagi wawasan dan pengetahuan baru yang diperoleh selama program KKN-T ini dengan masyarakat luas.
Kabupaten Banjarnegara merupakan lokasi yang mereka pilih untuk melaksanakan program KKN-T selama satu bulan. Setelah Kabupaten Banjarnegara menjadi pilihan mereka, mereka ditempatkan di Desa Darmayasa, Kecamatan Pejawaran. Meskipun jauh dari tempat asal yaitu di Jawa Barat, kelompok ini memilih lokasi ini karena rekomendasi dan potensi yang dimiliki disana. Begitu banyak potensi yang melimpah yang memberikan peluang besar bagi kelompok ini untuk memberikan kontribusi nyata.
Kelompok KKN-T IPB ini telah membagi program kerja mereka dalam tiga sektor utama: Peternakan, Pendidikan, dan Ekonomi. Menariknya, meskipun anggota kelompok berasal dari berbagai fakultas dan memiliki keahlian yang berbeda, mereka mampu bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan mereka. Pembagian tugas yang dilakukan juga harus melalui tahap observasi lapangan terlebih dahulu. Saat melakukan observasi, mereka juga mengunjungi rumah warga sekaligus berdiskusi dengan kepala desa mengenai kendala seperti apa yang dirasakan masyarakat desa sehingga mereka bisa memberikan sumbangsih bantuan dan pengabdian pada masyarakat desa.
Program peternakan mencakup manajemen pengelolaan ternak unggas petelur, serta penyuluhan mengenai penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak juga ada pembuatan hand sanitizer serta pembuatan pupuk. Program pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja terhadap dampak buruk pernikahan dini dan memotivasi agar siswa/i mau punya impian dan berpendidikan tinggi. Sementara program ekonomi fokus pada penerapan digital marketing dalam peningkatan penjualan produk lokal yang sudah ada sejak dulu yaitu Sambal Ambruk, seperti membuatkan platform jualan online dan desain kreatif logo terbaru.
Tak semua berjalan mulus, Patrick mengakui bahwa dalam program pendidikan, masih ada yang berpikiran bahwa untuk apa pendidikan yang tinggi, jika ujung-ujungnya hanya menjadi petani. Namun, melalui pendekatan edukasi yang komprehensif, kelompok KKN-T IPB berhasil merubah pandangan tersebut dan meningkatkan pengetahuan serta kesadaran di kalangan siswa-siswi dan masyarakat setempat.
Hasil dari program kerja KKN-T ini sangat memuaskan. Program pendidikan sukses meningkatkan pengetahuan siswa hingga 100%. Program ekonomi berhasil meningkatkan penjualan sambal ambruk dan mendapatkan perhatian dari desa lainnya. Sementara program peternakan berhasil meningkatkan produksi telur dan memberikan solusi terhadap masalah penyakit pada ternak. Dalam hal kontribusi positif kepada masyarakat, anggota kelompok merasa diterima dengan hangat oleh masyarakat setempat. Mereka menerima bantuan dan dukungan dalam bentuk apapun termasuk dukungan emosional.
Pengalaman KKN-T ini juga memberikan pelajaran berharga bagi anggota kelompok. Mereka belajar tentang pentingnya berempati, memahami budaya dan komunikasi yang lebih luas daripada sekadar bahasa. Mereka juga merasakan kebahagiaan dan keberkahan dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Patrick menyimpulkan, “KKN-T bukan hanya tentang program kerja, tetapi juga tentang belajar, beradaptasi, dan berkontribusi kepada masyarakat. Komunikasi, empati, dan adaptasi adalah kunci keberhasilan program KKN-T yang sebenarnya.” Ia juga menekankan pentingnya menjaga komunikasi dengan baik dengan teman, dosen, dan masyarakat, karena merekalah yang akan membantu dan mendampingi dalam perjalanan pengabdian ini.
***
Reporter : Mutiara Rachnmina I
Editor : Rafly Muzakki R
Tambahkan Komentar