Berawal dari Desa Sukaharja yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani, tim HIMAVOPERTA 1 melihat hal tersebut sebagai peluang. Petani talas pada Desa Sukaharja dapat menanam talas sekitar 1000 hingga 1200 sekali tanam. Hal tersebut menyebabkan limbah batang talas yang dihasilkan akan cukup banyak pada musim panen. Dalam Program Ormawa Membangun Negeri (POMN) yang diketuai oleh Dinni Nurullita, Mahasiswa Vokasi IPB University, tim HIMAVOPERTA 1 mendapatkan kesempatan untuk memberikan edukasi kepada warga Desa Sukaharja, khususnya para Ibu Rumah Tangga (IRT) untuk mengolah limbah batang talas menjadi nilai jual yang baik.
Kegiatan edukasi kepada Warga Desa Sukaharja awalnya dirasa cukup berat bagi Tim HIMAVOPERTA 1 karena produk olahan batang talas yang unik. Keripik batang talas, produk olahan yang direncanakan oleh Tim HIMAVOPERTA 1 masih sangat jarang ditemui di beberapa daerah, terutama di Desa Sukaharja. “Dalam pengabdian, kita mengajak ibu-ibu dengan cara memperkenalkan produk olahan keripik batang talas dan respon dari mereka kami rasa cukup unik, mereka pikir, kok bisa batang talas dijadikan sebuah keripik,” sahut Dinni. Nama produk yang unik yaitu KITALAS dan berbagai varian rasa yang unik mendorong daya tarik warga desa dan target pasar dalam melirik produk olahan Tim HIMAVOPERTA 1.
Tidak hanya edukasi, pembentukkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan luaran utama yang diharapkan oleh Tim HIMAVOPERTA 1. Tim pengabdian juga ikut membantu warga desa dalam hal pemasaran produk, seperti memasarkan produk KITALAS kepada Mahasiswa Vokasi IPB University. Selvia, anggota Tim HIMAVOPERTA 1 menambahkan, “Kita juga berharap produk KITALAS dapat menjadi buah tangan khas yang ada di Desa Sukaharja dan di pusat oleh-oleh daerah ini.”
Selain menambah nilai ekonomi, kegiatan ini dapat mempertahankan pangan lokal Desa Sukaharja. Rencananya, seluruh bagian talas mulai dari daun, batang, dan bagian lain dapat bermanfaat dan menghasilkan suatu produk yang bernilai jual. HIMAVOPERTA berharap program ini dapat mengalami keberlanjutan walaupun pengabdian akan berakhir di bulan November 2024.
***
Reporter: Nabila Farasayu Pamuji
Editor: Rosita
Tambahkan Komentar