Kondisi udara yang buruk dan intensitas sinar matahari yang tinggi membuat beberapa wilayah di Indonesia berada pada indeks sinar UV yang cukup tinggi, sehingga memiliki risiko berbahaya bagi kesehatan kulit wajah. Inilah yang mengilhami tim PAD-IN Program Kreativitias Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) IPB University untuk menciptakan kapas eksfoliasi, PAD-IN.
Uniknya, kapas bertekstur ini dibuat dengan bahan dasar ekstrak buah murbei, anggur, dan kulit pohon dedalu yang kaya antioksidan serta bermanfaat untuk kecantikan. Selain itu, PAD-IN menggunakan formula pH balance yang berfungsi mengeksfoliasi wajah secara lembut.
“Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan kulit akibat wajah kotor karena cuaca tinggi dan kondisi udara yang buruk adalah dengan eksfoliasi. Karena itulah kami menciptakan produk PAD-IN ini yang berupa kapas bertekstur,” ungkap Nisrina Velda Setyana selaku ketua tim PKM-K PAD-IN. “Kenapa kami pilih eksfoliasi dengan kapas bertekstur adalah karena penggunaannya yang praktis dan ekonomis, sehingga cocok digunakan saat bepergian,” lanjutnya.
Selain Velda sebagai ketua, tim PKM-K PAD-IN terdiri dari Aulia Ramadani, Fatih Ardiansyah, Chailla Zyaramadhani, dan Muhammad Ihsan Taqiyuddin sebagai anggota, serta dibimbing oleh Fithriyyah Shalihati, S.E., M.M.

Selama proses pembuatan inovasi waterless skincare kapas bertekstur ini, tim PKM-K PAD-IN bekerja sama dengan dua pihak utama, yaitu pihak penyedia bahan baku dan pihak produksi (maklon). CV Nosin Indonesia pun dipilih sebagai penyedia kapas bertekstur. Sedangkan, PT. SanGreat Natural Indonesia sebagai pihak produksi (maklon).
“Tentunya sebelum diserahkan ke pihak maklon, kami telah membuat produk dalam skala kecil berdasarkan acuan jurnal aktual dan terakreditas,” tegas tim PKM-K PAD-IN. “Jadi, formula yang kami gunakan ini tidak asal dan sesuai dengan jurnal internasional,” sambungnya.
Produk PAD-IN sendiri telah dirilis dan dijual sejak awal Juli lalu. Penjualan dilakukan melalui berbagai platform mulai dari penjualan langsung, media sosial seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp hingga aplikasi e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia.

“Untuk proses penjualan, kami menggunakan metode B2C (Business to Customer) dengan memanfaatkan berbagai saluran, seperti media sosial, online marketplace, serta mulut ke mulut,” tutur Fatih Ardiansyah.
Tim PKM-K PAD-IN pun berharap produk mereka mudah diterima oleh seluruh masyarakat dan memberikan manfaat, baik bagi pengguna maupun orang-orang di sekitar.
“Dan pastinya, semoga PAD-IN bisa terus meningkatkan kualitas produknya dan terus berinovasi untuk menghadirkan produk baru sehingga mampu bersaing dengan brand skincare lainnya,” tutup tim PKM-K IPB PAD-IN.
***
Reporter: Fida Zalfa Lathifah Yasmin
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar