Gunung Cikuray di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terkenal di kalangan pendaki dan wisatawan karena keindahan alamnya. Di sekitar kaki gunung ini terdapat kekayaan alam yang belum banyak dikenal, salah satunya adalah buah konyal atau markisa hutan. Buah ini kaya akan manfaat, seperti dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjadi sumber vitamin C, dan menjaga kesehatan pencernaan. Buah konyal hanya bisa dibudidayakan di dataran tinggi seperti Desa Giriawas, Garut. Belum banyak masyarakat yang mengenal keberadaan buah ini. Melihat potensi tersebut, Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB ingin lebih buah konyal lebih dikenal masyarakat luas.
Tim KKNT Inovasi IPB Desa Giriawas, Garut, yang dipimpin oleh Raihan Danuwendra dan tim bersama dosen pembimbing lapang (DPL) Dra. Sri Rahaju, M.Si. tergerak untuk memperkenalkan dan mempromosikan keberadaan buah konyal produksi petani kaki Gunung Cikuray.
Pada awalnya, pembudidayaan buah konyal di kaki Gunung Cikuray kurang terorganisir. Pohon-pohon konyal dibiarkan tumbuh secara alami dan jarang dibudidayakan dengan baik. Namun, seiring berjalannya waktu, para petani setempat mulai menyadari potensi ekonomi dari buah ini, terutama harganya yang cukup stabil di pasaran.

Melihat peluang tersebut, para petani mulai membudidayakan buah konyal dengan lebih serius dan terencana. Seperti yang diungkapkan oleh Iyem, petani setempat, pohon konyal di kawasan Gunung Cikur mayoritas hasil panennya lebih sering dijual untuk menambah penghasilan petani. Proses penjualan buah konyal biasanya tidak dilakukan langsung ke pasar oleh para petani. Sebaliknya, mereka menyerahkan hasil panen mereka kepada tengkulak. Para tengkulak ini kemudian bertanggung jawab atas distribusi dan pemasaran buah konyal, mengangkutnya ke daerah-daerah dengan permintaan lebih tinggi, seperti Bandung dan Jakarta.
Penjualan melalui tengkulak dipilih oleh para petani karena dianggap lebih praktis dan memberikan jaminan pembelian yang lebih stabil. Namun, hal ini juga berarti para petani tidak mendapatkan keuntungan maksimal karena harga yang ditawarkan cukup rendah.
Buah konyal termasuk ke dalam kategori buah yang cukup langka, buah ini hanya dapat ditemukan di daerah pegunungan atau dataran tinggi, seperti di Gunung Cikuray. Kondisi geografis dan iklim khusus di daerah tersebut membuat buah konyal sulit dibudidayakan di tempat lain yang tidak memiliki ketinggian dan lingkungan yang sesuai. Dengan frekuensi panen yang terbatas, ketersediaan buah konyal di pasaran menjadi terbatas, sehingga menambah nilai eksklusivitas dan harga jualnya.

Kedatangan Tim KKNT Inovasi IPB membawa angin segar bagi para pertani buah konyal di kaki Gunung Cikuray, diharapkan setelah diperkenalkan lebih luas, nilai jual dari buah konyal dapat meningkat dan dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Tim KKNT Inovasi IPB Desa Giriawas, Garut, berharap perhutanan sosial Desa Giriawas dapat dikelola dengan lebih baik, sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
“Mungkin kedepannya dapat dilakukan penelitian yang berfokus pada buah konyal itu sendiri, sehingga dapat mengungkap peluang-peluang yang dapat memajukan Desa Giriawas dan dapat menjadi pendapatan tambahan bagi masyarakat. Serta, kegiatan ini harapannya mampu memberikan manfaat yang optimal dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan bagi Desa Giriawas, Garut, Jawa Barat,” ujar Raihan, Koordinator KKNT Inovasi IPB Desa Giriawas.
***
Reporter: Yusuful Azzi
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar