Pengabdian Dosen IPB melalui Program Dosen Pulang Kampung, Hadirkan Inovasi Baru di Bidang Perikanan dan Pertanian

Tidak hanya mahasiswa yang dapat melakukan pengabdian masyarakat. Dibawah naungan Direktorat Pengabdian Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University, Program Dosen Pulang Kampung telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir silam. Pada program ini, dosen mengaplikasikan teknologi, riset, atau inovasinya dan turun langsung ke desa yang memiliki permasalahan serupa. 

Kabupaten Banyumas menjadi target dari Tim Dosen Pulang Kampung yang diketuai oleh Dr. Dimas Andrianto, Dosen Biokimia IPB University. Kegiatan ini dilaksanakan di dua lokasi berdasarkan inovasi yang dibuat dan kondisi dari masing-masing desa. Desa Lesmana atau biasa disebut Desa Komoditas Perikanan dan Desa Karangtengah adalah dua titik lokasi program ini dilaksanakan. 

Harga pakan ikan yang melambung tinggi membuat produktivitas perikanan di Desa Lesmana semakin menurun. Tim Dosen Pulang Kampung membuat alternatif pakan ikan dengan memanfaatkan ampas tahu dan maggot Black Soldier Fly (BSF). Pakan ini dapat diproduksi sendiri sehingga akan mengurangi pengeluaran untuk pembelian pakan ikan yang harganya melambung tinggi.

Sumber: Narasumber

Sedangkan, di Desa Karangtengah, masalah utamanya yaitu pertanian. Penggunaan pupuk kimia seperti pupuk urea dan pupuk Nitrogen, Phosphate, dan Kalium (NPK) cukup tinggi. Hal ini dapat membunuh mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanah. Selain itu, pupuk kimia juga dapat membahayakan limbah cair yang dihasilkan dari pertanian. Dampak buruk ini akan berlangsung jika pemakaian pupuk kimia dilakukan terus menerus dan berlebihan. Tim Dosen Pulang Kampung membuat inovasi pupuk organik kasgot yang berbahan dasar sisa pencernaan maggot.

Program ini diawali dengan sosialisasi yang dilakukan pada 15 Juli 2024 lalu. Kegiatan ini dilakukan pada hari yang sama di dua desa secara bergantian. Dosen Sekolah Vokasi IPB University, Amalia Putri Firdausi, S.Pi., M.Si., ikut turun tangan dan fokus pada penyampaian materi mengenai budi daya perikanan, seperti cara memperbanyak jumlah, meningkatkan ukuran, dan kualitas ikan yang dihasilkan dari budi daya. 

Kegiatan sosialisasi ini juga berkolaborasi dengan salah satu dosen dari Universitas Jenderal Soedirman, Sapto Nugroho Hadi, S.Si., M.Biotech, untuk menyampaikan materi terkait peran mikroba tanah dalam peningkatan produktivitas tanaman pertanian. Kegiatan ini juga dihadiri oleh masing-masing kepala desa dan mahasiswa KKNT yang sedang berkegiatan di lokasi tersebut.

Sumber: Narasumber

 

Harapannya setelah sosialisasi dilaksanakan, pakan alternatif dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang untuk budi daya perikanan. Tidak hanya itu, peningkatan budi daya perikanan juga diharapkan supaya ikan dapat menjadi sumber pangan utama yang dapat dikonsumsi warga setempat. Di samping itu, masalah kebutuhan protein hewani pada balita di daerah setempat dapat teratasi dengan baik. 

Budidaya maggot juga memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat mengolah sampah lebih cepat. Sisa pencernaan maggot ini dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan kesuburan tanah. Dengan adanya kegiatan ini, tim berharap warga desa dapat menerapkan inovasi ini secara bertahap dan berkelanjutan. 

***

Reporter: Nabila Farasayu Pamuji

Editor: Fairuz Zain

Nabila Farasayu Pamuji

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.