IPB University merupakan kampus dengan julukan ‘kampus inovasi’. Hal ini didasari oleh banyaknya inovasi-inovasi hebat yang lahir dari pemikiran civitas akademika IPB University. Seperti yang dilakukan 5 orang mahasiswa IPB yang tergabung kedalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) yang berhasil menciptakan pelet kepiting dari bahan limbah yang sudah tidak terpakai. ‘SAMARA’, begitulah nama yang meeka berikan untuk produk satu ini. SAMARA sendiri merupakan pelet atau pakan berbentuk kotal lecil yang diperuntukkan khusus kepiting bakau. Bermula dari tingginya potensi budidaya kepiting di Indonesia, namun sulitnya mencari pelet kepiting yang berkualitas menjadi latar belakang sekaligus alasan tim SAMARA menemukan dan mengembangkan inovasi ini. “Kami membuat SAMARA ini karena sulitnya mencari pelet kepiting, sedangkan berdasarkan data yang telah kami kaji kepiting merupakan produk perairan dengan penyumbang ekspor tertinggi setelah udang. Sehingga SAMARA hadir untuk membantu pengembangan budidaya kepiting”. Tutur Rafli, selaku CTO dari STAAR feed corp.
Sesuai Namanya, SAMARA sendiri terbuat dari limbah ampas tahu, maggot dan cangkang kerang hijau yang menjadikannya produk ramah lingkungan. Pemilihan bahan baku ini bukan tanpa alasan, pasalnya limbah-limbah tersebut terutama ampas tahu sudah cukup meresahkan, karena biasanya limbah tersebut sudah tidak memiliki nilai guna dan nilai jual selain untuk pakan ternak, sehingga biasanya dijadikan pakan atau dibuang begitu saja. Namun, dibalik kesemrawutan itu semua limbah-limbah tersebut memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. “Berdasarkan jurnal yang telah kami baca, ampas tahu itu tinggi akan protein sehingga berpotensi untuk dijadikan pakan kepiting, begitupun dengan penggunaan maggot dipilih karena tinggi protein dan mengandung antibakteri yang dapat mencegah penyakit, terakhir cangkang kerang memiliki kandungan kalsium yang tinggi untuk mempercepat proses pengerasan cangkang kepiting”. Ujar Rafli.
Untuk proses pembuatanya, pertama ketiga bahan utama tadi yaitu ampas tahu, maggot, dan cangkang kerang hijau dikeringkan lalu diubah bentuk menjadi tepung, lalu dicampur dengan bahan pendukung, kemudian dicetak, dikukus dan dioven hingga produk jadi dan siap dikemas lalu dipasarkan. Namun, dalam pembuatannya terdapat kendala pada proses pengovenan “Kendala yang kami hadapi ada pada proses pengovenan dan pengeringan, dimana proses pengovenan membutuhkan waktu yang lama karena masih menggunakan oven konvensional serta pengeringan yang juga membutuhkan waktu lama dikarenakan proses produksi yang berada di Kota hujan, Bogor” Ungkap Rafli.
Bagi yang tertartik akan SAMARA, pemesanan dapat dilakukan secara online melalui berbagai e-commerce dan melalui Instagram @SAMARAfeed.id. Terakhir Rafli dan Afra berharap inovasi yang mereka buat ini dapat membantu pengembangan budidaya kepiting bakau, khususnya di Indonesia “Ya harapannya sih semoga SAMARA ini bisa menjadi solusi untuk teman-teman pembudidaya kepiting agar lebih mudah dalam mencari pakan yang instan dan berkualitas, sehingga pengembangan budidaya kepiting bakau dapat tumbuh dan tumbuh”. Pungkasnya saat diwawancarai secara online (21/08/2022).
Reporter: Fiham Afwan Mu’arij
Sumber gambar: Instagram.com/SAMARAfeed.id
Editor: Hasna Amada Ramania
Tambahkan Komentar