
Melihat civitas IPB yang masih dilanda keheranan dengan polemik pemilihan menteri terutama Menteri Lingkungan Hidup (LH) dan Apresiasi dan Olahraga (Apro), BEM KM Kabinet Karya Raya lantas adakan Konferensi Publik di Auditorium Mandiri (12/12). Korpus berhasil menemui Menteri LH dan Apro BEM KM terpilih yang turut datang untuk meminta tanggapan.
Mereka menyatakan bahwa mereka memiliki niat untuk mendaftar menjadi menteri sedari masa open recruitment (OR). Mereka sebelumnya terpilih menjadi menteri melalui proses close recruitment (CR) yang diadakan BEM KM. Adapun mereka memiliki alasan yang berbeda mengapa tidak mendaftar saat OR berlangsung.
“Saat masa OR, saya sudah mengunggah twibbon dan hampir mengunggah grand design, tetapi ada pertimbangan masalah tanggungan Uang Kuliah Tunggal (UKT), biaya hidup, dan izin orang tua apabila saya mengabdi menjadi menteri,” jelas Gigih Mahayudin, Menteri LH terpilih, kepada Korpus, Rabu (12/12).
Gigih juga menyatakan bahwa ia tidak ingin mundur dari posisinya seperti beberapa menteri pada kabinet sebelumnya karena alasan yang telah dipaparkan sebelumnya.. Adapun kesediaannya saat dipanggil untuk mendaftar saat CR dikarenakan ia telah menerima beasiswa, setelah masa OR ditutup.
Di sisi lain, Fahmi Robbani, Menteri Apro terpilih, juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi menteri melalui CR. Fahmi menuturkan niatnya untuk bergabung dengan BEM KM bahkan tanpa jabatan menteri sekalipun.
“Saya sakit hepatitis selama tiga minggu sampai OR ditutup, jadi tidak bisa mendaftar,” ungkap Fahmi saat ditanya alasan tidak mendaftar saat OR.
Keduanya dipanggil oleh Menteri Koordinator (Menko) terkait untuk diminta mengikuti rangkaian CR. Mereka bersama calon menteri lainnya diberi penugasan yang tentunya tidak sama dengan penugasan saat OR karena kendala waktu. Setelah melalui pleno, mereka diterima sebagai menteri karena memenuhi kualifikasi yang ditetapkan.
Alferdian Achmad
Ed: Aditya Mukti
Tambahkan Komentar