
Indonesia kembali berduka. Pasalnya, pada Sabtu (22/12), tsunami menerjang daerah Anyer-Lampung. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis penjelasan resmi seputar penyebab tsunami tersebut yakni erupsi Gunung Anak Krakatau. Koran Kampus melansir data dari cnbcindonesia.com bahwasanya posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat sebanyak 429 orang tewas, 1.485 orang terluka, serta 154 orang hilang.
Saat yang bersamaan, BEM KM IPB Kabinet Bara Muda sedang mengadakan Farewell Party di Villa Blue Ocean di Tanjung Lesung, Banten. Villa tersebut berada tepat di bibir pantai. Acara tersebut merupakan acara perpisahan yang diadakan untuk para pengurus aktif BEM KM kabinet tahun lalu.
“Pada saat itu sekitar pukul 21.30 kami sedang berada di villa dan acara farewell tengah berlangsung, tiba-tiba ada yang melihat ke arah laut dan ternyata ada gelombang tinggi menerjang villa,” ungkap Fuad Rosyady, salah satu peserta.

Melihat kondisi tersebut, para peserta kemudian dikoordinir untuk menuju bukit sebagai tempat aman. Dalam perjalanannya, para peserta ditawari untuk menempati villa milik penduduk setempat. Kesempatan itu akhirnya diambil karena kekhawatiran akan ular di ekosistem bukit.
Kala itu, anggota BEM KM Bara Muda tak tinggal diam pasca melihat kondisi korban-korban bencana yang memprihatinkan. Inisiasi turun tangan pun terjadi. “Ada mobil ambulans yang berhenti di depan villa dan menurunkan korban luka-luka karena mobilnya tidak muat. Banyak korban yang keadaannya saat itu memprihatinkan. Dari situ kita tahu kalau keadaan di sana memprihatinkan, jadi kami berinisiatif bantu di sana,” lanjut Fuad.
Sekitar 20 mahasiswa yang terbagi menjadi empat kloter turun langsung membantu evakuasi korban bencana. Sekitar tiga sampai empat kilometer jarak berhasil mereka tempuh menggunakan mobil bak terbuka diselingi pemandangan porak-porandanya daerah bibir pantai. Tim evakuasi sampai di lokasi kejadian sekitar pukul 01.00 WIB. Pada saat itu sudah ada tim Palang Merah Indonesia (PMI) di tempat.
Dimulai dari kloter pertama yang berhasil mengevakuasi 20 korban tak bernyawa dan 8 korban kritis. Hingga pada kloter terakhir yang melakukan sweeping dan berhasil menemukan 2 korban. Pencarian diberhentikan karena pada saat yang bersamaan terjadi hujan lebat. Akhirnya, mereka meninggalkan lokasi dan kembali ke villa.
Rafika Sari Puspa
Editor: Annisa Dinulislam
Tambahkan Komentar