Dua ekor Harimau Sumatra bernama Tino dan Hari di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada tanggal 15 Juli 2021 telah melalui pemeriksaan swab RT-PCR.
Drh. Huda S. Darussam, selaku Kepala Pusat Studi Satwa Primata – LPPM IPB mengadakan konferensi pers pada Senin (2/8). “Pemeriksaan Covid-19 pada Harimau Sumatra merupakan permintaan dari Taman Margasatwa Ragunan yang didasari karena adanya keluhan gejala pernapasan pada Harimau Sumatra,” ujar beliau yang juga sebagai peneliti dan pemeriksa sampel saat spesimen dikoleksi.
Pusat Studi Satwa Primata – LPPM IPB tidak mengetahui teknis pengambilan swab. Hal ini dikarenakan swab dilakukan oleh pakar dokter hewan dan tenaga medis yang ada di Taman Margasatwa Ragunan. “Kami terima sudah dalam kondisi siap uji dalam CTM,” jelasnya. Pemeriksaan Covid-19 pada Harimau Sumatra dilakukan seperti halnya pemeriksaan swab PCR pada manusia, yaitu menggunakan bahan, prosedur, dan durasi yang sama.
“Kasus penularan pada hewan ini bukan yang pertama terjadi di dunia, mungkin kasus ini adalah yang dilaporkan pertama di Indonesia pada satwa liar spesies Harimau Sumatra,” jelasnya. Seperti yang sudah dilaporkan oleh THE OIE yang merupakan World Organization For Animal Health, beliau mengatakan bahwa pada kasus di negara lain hewan yang tertular biasanya disebabkan oleh kontak erat dengan manusia. Namun, pada kasus Harimau Sumatra tidak bisa dipastikan adanya kontak erat dengan manusia yang terpapar Covid-19. Penyebab pastinya hanya dapat diketahui oleh pihak Taman Margasatwa Ragunan.
Drh. Huda S. Darussam menjelaskan bahwa kerentanan penularan pada hewan tergantung dekat atau tidaknya hewan tersebut dengan manusia secara taksonomi, contohnya hewan primata yang taksonominya mendekati manusia berpotensi lebih mudah dapat tertular. Kerentanan penularan juga dipengaruhi oleh spesies hewan tersebut. “Masing-masing hewan memiliki sensitivitas yang berbeda-beda, untuk bangsa kucing seperti tiger memiliki kepekaan yang sifatnya medium,” jelasnya.
“Kasus Covid-19 yang terjadi pada hewan sangatlah kecil,” jelas Drh. Huda S. Darussam. Beliau menjelaskan bahwa sejauh ini belum ada data ilmiah yang melaporkan bahwa hewan memiliki patogenesis yang sama, sehingga tidak bisa dikatakan bahwa hewan dapat menularkan virus Covid-19 kepada manusia. Hal ini menunjukan bahwa manusia yang berpotensi menularkan virus Covid-19 pada hewan.
Saat ini, Harimau Sumatra (Tino dan Hari) yang terpapar virus Covid-19 dikabarkan sudah pulih setelah sebelumnya mengalami gejala pernafasan seperti sesak, batuk, dan demam. Hasil rontgen yang dilakukan juga menunjukkan indikasi adanya kemungkinan pneumonia.
Drh. Huda S. Darussam menghimbau kepada pemilik hewan terutama hewan peliharaan agar tetap menyayangi hewan peliharaannya. “Tidak perlu panik, tidak perlu takut berlebihan. Apabila anda menderita Covid-19 kurangilah kontak dengan hewan anda,” jelasnya. Beliau juga berpesan kepada pihak-pihak lembaga konservasi untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan memastikan petugas sudah terbebas dari Covid-19 agar tidak menularkan virus kepada hewan.
Reporter: Hasna Amada Ramania
Ilustrator: Syabil Rofilah Alif Permana
Editor: Arum Dwiraswati dan Veronica Conny Maggy
Tambahkan Komentar