Tegakkan Aturan Menggunakan Helm, Keamanan IPB Berupaya Jaga Keselamatan dan Citra Kampus

Mahasiswa dan civitas IPB University pasti sudah tidak asing dengan kebijakan penggunaan helm saat di depan gerbang masuk IPB University. Hal ini menjadi upaya untuk menjaga keselamatan pengendara serta citra kampus. Pihak keamanan Institut Pertanian Bogor (IPB) menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap aturan penggunaan helm di kawasan kampus. Aturan ini berlaku bagi seluruh pengendara motor, baik mahasiswa, pegawai, maupun tamu yang melintasi area kampus.

“Semua wajib menggunakan helm, ini demi keselamatan bersama. Sudah ada beberapa kasus mahasiswa yang mengalami kecelakaan sampe bonyok kepalanya. Kami di sini hanya mengingatkan, demi kebaikan bersama,” ujar Yusuf, seorang supervisor keamanan kampus dalam wawancara eksklusif.

Meskipun demikian, tantangan dalam penerapan aturan ini masih sering terjadi. Sejumlah mahasiswa terkadang tidak mematuhi imbauan, bahkan ada yang berargumen atau sengaja melanggar aturan. “Padahal, kami hanya menegakkan aturan sesuai arahan rektor. Kalau tidak ada aturan, kami juga tidak akan bertindak. Kami bertugas menjaga keselamatan dan citra IPB sebagai kampus pelopor lalu lintas yang tertib di Jawa Barat,” tambahnya.

Fotografer: Adinda Fauziah Azzahra

Melalui penerapan hukuman, pihak keamanan memberikan kebijakan yang cukup bijaksana. Mereka hanya meminta mahasiswa yang tidak memakai helm untuk turun dan berjalan kaki sebagai bentuk “shock therapy“. Namun, pihak keamanan berharap para mahasiswa dapat lebih sadar akan pentingnya keselamatan dan tidak terus-menerus mengulangi kesalahan yang sama.

“Kadang mahasiswa merasa aturan ini sepele. Padahal, kami ingin mendidik mereka agar ke depannya menjadi pemimpin yang taat aturan. Dari hal kecil seperti helm ini, kita belajar tanggung jawab,” jelas Ketua Unit Keamanan Kampus (UKK) tersebut.

Keamanan IPB juga dihadapkan pada tantangan kekurangan personel. ” Sejak tahun 2021 – tahun 2024 kita banyak penurunan pegawai, jadi pegawai kita banyak yang meninggal, sakit, tadinya ada 400, semenjak saya jadi supervisor keamanan berkurang. Sekarang tinggal 210 kurang lebih, karena ada yang pensiun juga,” ungkapnya lagi.

Di sisi lain, penggunaan teknologi seperti CCTV juga menjadi salah satu upaya untuk memantau keamanan di kampus. Namun, keterbatasan personel membuat pengawasan tidak bisa dilakukan secara terus-menerus. “Kami tidak bisa melototi layar sepanjang hari, ada kalanya kami harus beristirahat. Ini juga jadi tantangan bagi kami,” ujar Yusuf.

Pihak keamanan menghimbau mahasiswa agar lebih berhati-hati dalam menjaga barang berharga seperti helm dan motor. “Saran saya, kalau punya helm mahal, titipkan di pos satpam dan kenali petugasnya. Jangan sampai keteledoran sendiri menimbulkan kerugian,” terang supervisor keamanan IPB tersebut.

Dengan penerapan regulasi yang ketat dan sikap tegas dari pihak keamanan, IPB berharap seluruh mahasiswa bisa lebih taat aturan demi keselamatan diri dan menjaga nama baik kampus. 

***

Reporter: Masayu Nayla Shakufa, Yusuful Azzi, Matta Cinta Salsabila, Lintang Rusliningtyas, Aisyah Ahadini Zuhaila

Editor: Rosita

Fotografer: Adinda Fauziah Azzahra

 

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.