Sebagai mahasiswa dengan segudang aktivitas, mungkin beberapa dari kita pernah merasakan sesuatu yang aneh ketika sedang tidur. Misalnya di sela tidur kita yang nyaman, tiba-tiba jiwa kita ingin bangun dari tidur kita namun tertahan. Tubuh kita mendadak terasa lumpuh, kaku, berat, sesak napas, pandangan menjadi buram dan samar-samar, serta tubuh sangat sulit digerakkan. Kita juga sulit mengeluarkan suara, bahkan seperti ada yang menindih tubuh kita. Mungkin ada juga yang mengalami halusinasi aneh. Setelah itu biasanya kita akan cemas dan menghubungkan dengan hal mistis, seperti mitos ketindihan makhluk halus saat tidur.
Dari kasus tersebut, sebenarnya ada hal yang lebih masuk akal dan berhubungan dengan masalah medis untuk dijadikan penyebab, yaitu penyakit tidur yang bernama sleeping paralysis. Seperti yang dilansir dalam www.end-your-sleep-deprivation.com disebutkan bahwa lebih dari 50% orang akan mengalami gejala kelumpuhan tidur sekurangnya satu kali selama hidupnya. Sleeping paralysis merupakan periode kelumpuhan tubuh disaat tidur, karena tubuh tidak mampu melakukan gerakan secara normal sesuai perintah otak.
Kita mendadak terbangun disaat tubuh masih dalam tahap tidur, -yang dikenal dengan istilah REM (Rapid Eye Movement)- tubuh kita sulit digerakkan walaupun pikiran kita dalam kondisi yang hampir sadar. Jika kejadian ini kadang terjadi, kita tidak perlu khawatir karena ini merupakan sesuatu yang normal. Namun jika kita merasa sering mengalaminya, kita perlu memeriksakan kondisi ini kepada dokter, karena dikhawatirkan hal itu merupakan gejala penyakit tidur yang tidak didahului rasa ngantuk (narcolepsy) atau penyakit lainnya.
Sleeping paralysis biasanya disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti posisi tidur yang salah, sedang stress, kurang tidur, pola tidur salah atau waktu tidur terlalu larut. Agar bisa mengurangi sleeping paralysis kita perlu merubah gaya hidup kita menjadi lebih sehat. Dengan cara mengatur waktu tidur yang teratur dan cukup, mengurangi stress, mengurangi hal yang terlalu membebani kerja tubuh, serta olahraga ringan yang teratur di pagi atau sore hari.
Rona Fauzan Noer
Tambahkan Komentar