Asrama Pendidikan Kompetensi Umum (PKU) IPB University telah membuka gerbang baru bagi mahasiswa baru angkatan 60 dengan nama Tridhata Brathasena. Setelah melalui beberapa rangkaian proses rekrutmen asrama, mahasiswa baru IPB University angkatan 60 sudah bisa menghuni kamar asrama masing-masing dengan tahapan prosedur yang telah ditetapkan. Proses pendataan awal, pengangkutan barang, pelepasan mahasiswa, dan pengambilan kunci kamar telah dilaksanakan sejak Minggu (30/7) yang berpusat di gedung Graha Widya Wisuda (GWW), dimulai dari gedung asrama A5, A6, dan C4, disusul dengan gedung asrama A1 dan C1 pada hari berikutnya, kemudian A3 dan C2, lalu ditutup dengan proses check in dari gedung asrama A4 dan C3 pada Rabu (2/8).
Tahapan check in asrama PKU IPB University tidak hanya menjadi momen berpisahnya mahasiswa dengan keluarga dan kerabat dekat, tetapi juga menjadi awalan baru bagi mereka dalam menjalani kehidupan perkuliahan di IPB University yang dimulai dari PKU. Memasuki awal perkuliahan, Rifky, seorang mahasiswa baru angkatan 60 asal Kota Tangerang memutuskan untuk tinggal di asrama mahasiswa PKU meskipun bukan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang memiliki kewajiban untuk tinggal di asrama PKU. Alasan Rifqi memutuskan pilihannya karena kekhawatiran orang tuanya akan keamanan dan kenyamanan saat tinggal di luar kampus. Dalam wawancara singkat, Rifqi menyatakan bahwa meskipun tidak mendapatkan KIP, dia merasa lebih aman dan tenang tinggal di asrama kampus.
Dalam menghadapi persiapan menginjak kehidupan baru sebagai penghuni asrama PKU, Rifqi telah mengatur segala persiapan dengan seksama. Ia sudah mempersiapkan dengan membawa barang-barang serta peralatan yang diperlukan selama tinggal di asrama. Namun, ada kekhawatiran yang menghantui pikiran Rifqi terkait dengan aturan larangan membawa kendaraan di dalam kampus. “Saya takut karena di asrama itu dilarang membawa kendaraan, takutnya ada kegiatan di luar kampus sehingga saya jadi terkendala,” kata mahasiswa penghuni asrama C2 tersebut.
Selain itu, harapan besar yang ingin dicapai oleh Rifqi adalah bisa memiliki banyak teman seiring dengan keberagaman jurusan dan wilayah asal mahasiswa lainnya. Ia percaya bahwa interaksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang akan memberikan pengalaman belajar yang berharga dan memperluas jaringan sosialnya.
Di sisi lain, menurut seorang mahasiswa baru angkatan 60 bernama Rizal yang merupakan penerima KIP sehingga mewajibkannya untuk tinggal di asrama, ternyata ia merasa sukarela untuk tinggal di asrama meskipun adanya kebijakan wajib asrama dengan alasan biaya yang jauh lebih murah dengan sistem keamanan yang terjamin. Tentu dengan kebijakan ini, ia harus mempersiapkan berbagai hal sebelum masuk asrama, terutama mengenai kesiapan mental. “Sebelum masuk pastinya ada dong yang harus disiapkan pertama pastinya mental karena ini kan lingkungan baru, jadi kita butuh waktu untuk beradaptasi dengan teman dan lingkungan baru. Jujur, ini baru pertama kali saya jauh dari orang tua. Saya juga takut nggak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, cuma saya yakin dengan berjalannya waktu pasti saya akan bisa beradaptasi,” ucapnya dengan nada optimis. Dengan segala persiapan dan tantangan yang akan ia hadapi kelak di asrama PKU IPB University, Rizal berharap kelak akan mendapat relasi yang luas di asrama dengan mahasiswa yang memiliki beragam latar belakang dari segala penjuru IPB dan Indonesia.
“Saya senang karena memang IPB ini impian saya dari SMA dan jujur nggak nyangka bisa masuk ke kampus top 5 di Indonesia ini,” tutupnya.
***
Reporter: Rafly Muzakki, Haidar Ramdhani
Fotografer: Dewa
Editor: Rosita
Tambahkan Komentar