Polemik Green Campus mulai dirasakan kembali oleh civitas Institut Pertanian Bogor. Berawal dari implementasi Green Transportation secara penuh tanggal 1 Maret 2016, keterbatasan mobilitas mahasiswa mulai terlihat. Keterbatasan mobilitas ini dirasakan juga oleh Presiden Mahasiswa IPB 2016 , Danang Setiawan.
Padatnya mobilitas aktivis ini sempat dihadang oleh satpam. Namun, dengan dikeluarkannya pengajuan permudah mobilitas aktivis, Danang bisa mudah untuk lewat dan melakukan aktivitas. Pengajuan itu dilakukan tanggal 2 Maret 2016 dan langsung mendapat respon dari Biro Umum.
“Satu mobil lisrik untuk BEM KM,“ ungkap Dr. Cahyono Tri Wibowo di Kajian Seputar Kampus : Dilema Green Campus (2/3). Pernyataan kepala Biro Umum tersebut mendapat protes dari audiens yang datang dalam kajian sore itu. Para audiens menyayangkan kenapa fasilitas mobil listrik hanya diberikan kepada BEM KM.
“Itu baru saran, belum tentu kita terima. Saat saya bisa mendapat kebebaasan mobilitas seharusnya ormawa lain juga demikian, begitu pula dengan mobil listrik,” kata Danang dalam diskusi tersebut.
Tindakan istimewa dari pihak rektorat diharapkan adil untuk setiap Ormawa yang ada di IPB, bukan hanya BEM KM saja. Selain itu perlu dikritisi bahwa Biro Umum ingin mengeluarkan satu mobil listrik , seharusnya diberikan kepada Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) IPB. Mengingat tugas DPM KM adalah sebagai fasilitator seluruh mahasiswa IPB. Menanggapi pernyataan kepala Biro Umum tersebut, BEM KM akan melakukan arah gerak dan sikap ke depan dengan audiensi ulang, tambah Danang.
Ratna Puspita Haryati
Tambahkan Komentar