Minggu (27/1), seluruh pengurus Organisasi Mahasiswa (Ormawa) IPB dikukuhkan di gedung Grha Widya Wisuda (GWW). Pengukuhan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karena adanya agenda tambahan yaitu kuliah umum dari Prof. Rhenald Kasali dengan tema “Leadership in The Disruptive Era”.
Prof. Rhenald Kasali memberikan materi terkait perkembangan inovasi dan kepemimpinan di era disrupsi yang secara cepat menanggalkan teknologi yang telah kehilangan relevansi. Ia memberikan pengetahuan seputar Artificial Intelligence (AI), big data, dan rekam jejak digital yang semakin memunculkan sifat disruptif. Ia juga menyertakan data-data terkait seperti hoaks yang muncul di masyarakat, grafik hutang dan penghasilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan grafik hutang Indonesia beserta negara-negara dunia.
Kuliah umum berlangsung kondusif sebelum akhirnya Nurdiyansyah (Dadan), Presiden Mahasiswa IPB menuju ke operator dan menginterupsi materi yang disampaikan.
“Mohon sekiranya Bapak senantiasa menjaga stabilitas kampus kita, Pak, karena kami para mahasiswa juga berkomitmen untuk menjaga stabilitas kampus kami. Ini masa yang sensitif, Pak, mohon bantu kami meningkatkan stabilitas kampus kami dengan fokus menyampaikan materi-materi terkait ‘Leadership in The Disruptive Era’,” ujarnya.
Dadan menilai materi yang disampaikan oleh Prof. Rhenald Kasali telah menyimpang dari topik utama dan mengindikasikan adanya upaya penjurusan persepsi ke salah satu kubu calon presiden. Hal ini terkait dengan ketatnya kontestasi kampanye kedua kubu calon presiden menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 bulan April mendatang.
Prof. Rhenald Kasali lantas menjeda sejenak dan melanjutkan materinya setelah Dadan selesai menginterupsi. Interupsi tersebut diakhiri dengan riuh tepuk tangan dari para mahasiswa.
“Kami lihat tidak ada upaya-upaya reaktif untuk menghentikan pembicaraan mengenai bahasan-bahasan (yang menjurus) tersebut. Saya sendiri terlihat reaktif karena sebenarnya saya sudah membendung dari slide ke berapa itu, dan ketika muncul slide yang berisi Ratna Sarumpaet dan pegawai-pegawai negeri yang lebih menjurus, saya akhirnya memutuskan untuk maju ke depan,” ungkapnya.
Setelah interupsi, Dadan keluar dari GWW diikuti menteri koordinator BEM KM, beberapa menteri BEM KM, dan para ketua BEM fakultas. Para pengurus Ormawa yang keluar spontan melanjutkan tindakan melalui konsolidasi taktis untuk eskalasi isu ke tingkat aksi.
Titis Rahfaprilia
Editor: Aditya Mukti
Keren ! Bangga dengan adek2 semua.
Salam C-35
Mau jualan kemana lagi….. jangan memalukan gitu ah
ilmumu menjadi tidak berguna karena sikapmu.
Pertanyaanya kenapa bisa sampai begitu???
Kepercayaan diri yang terlalu besar menyebabkan tersungkur jatuh karena ketidakseimbangan , perlu diingat itu prof. dan anda sekarang sedang menaruh reputasi di lantai
Alhamdulillah, membanggakan….mahasiswa IPB ternyata masih melek dan kritis membaca situasi yg ada saat ini. Elite Kampus seyogyanya hrs lbh hati2, bijak dan netral, jangan lagi mengundang pembicara yg berafiliasi dgn kelompok tertentu saja. Netralitas kampus hrs dijaga agar akal sehat kita tidak ternoda.
Keren
Alhamdulillah..sikap kritis dan berani masih bersemayam di kampus ku tercinta…adik adik kalian membuat kami -para alumni- bangga.
Dr Alumni F-29
Kalau masalah ilmiah, debat saja mahasiswa dg Prof. Rhenald Khasali.
Tetapi kalau masalah pilihan atau agama, mau debat sampai kusir juga tak bisa maksa pindah pilpres.
Bukan sekali. dulu jg pernah
di angk 26. hal biasa Suatu society yg sederhana, cerdas, lagi membumi. Bravo!
Saya alumnus UI, saya bangga dengan kalian, adik2 dari IPB yang berani menegur seorang guru besar yang cukup disegani di UI. Lanjutkan perjuangan kalian!
hebat orang ini, menginspirasi.
di surabaya pada acara economic forum 2019 bertema ‘ECONOMIC CHALLENGE’ laku keras bukunya.
surabaya adem ayem 🙂
Ini yang kami rindukan (B40)