Pelataran Gymnasium IPB sudah ramai sejak pukul 18.30 (6/9). Meskipun open gate malam puncak Gebyar Nusantara 2015 terlambat setengah jam dari waktu yang telah ditentukan, hal tersebut tidak mengurangi antusiasme para penonton. Setelah lama menunggu, para penonton langsung memenuhi bagian depan panggung setelah gerbang tersebut dibuka.
Diawali dengan penampilan tari kreasi dari Gentra Kaheman, acara Genus dibuka oleh MC yang disambut meriah oleh penonton. Parade seni Putera-Puteri Omda dimulai, Omda pertama yang tampil pada acara genus dari IMAPEKA Pekalongan disusul oleh Ikami Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dan ditutup dengan penampilan dari IPMM Minangkabau.
Beberapa kategori kejuaraan yang diumumkan antara lain pemenang Putera-puteri Omda terbaik, Kuliner Nusantara 2015, Stand Omda terbaik, pemenang karnaval Genus 2015, dan Best National Icon Costume. Kategori yang terakhir adalah penilaian yang baru tahun ini diadakan. Diikuti oleh sembilan peserta Genus 2015 dan berhasil dimenangkan oleh Omda Ciremai Jawa Barat.
Tahun ini Genus diadakan lebih cepat dua bulan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menjadi salah satu alasan berkurangnya peserta Genus 2015 dari tahun lalu. Beberapa Omda merasa persiapannya belum matang untuk rangkaian acara Genus di bulan September.
Berbeda dengan Genus sebelumnya yang berlokasi di gedung Graha Widya Wisuda IPB, panitia genus membutuhkan banyak pertimbangan untuk melaksanakan malam puncak Genus dengan konsep Outdoor. “ Kendala cuaca yang paling kami pertimbangkan, barangkali hujan ternyata kondisi lapangannya berdebu jadi kami harus meyiramnya empat kali pagi, siang, sore, dan malam” ungkap Zirzis Rivaldianto (BDP/49) selaku ketua panitia Genus 2015. “Keamanan juga sudah kami pertimbangkan dengan matang. Kami dari pihak panitia bekerjasama dengan UKK, kepolisian, serta unit keamanan desa-desa setempat”. Zirzis yang ditemui usai malam puncak Genus 2015 tersebut berharap agar Genus tahun berikutnya dapat lebih meningkat lagi prestasinya serta lebih matang persiapannya supaya peserta Omda lebih ramai. Dia juga berharap setiap daerah memiliki stand masing-masing serta perwakilannya.
Acara genus yang dikemas sedikit berbeda, menarik dan meriah ini menghabiskan dana hingga ratusan juta rupiah dan mampu menyihir langit malam lapangan belakang Gymnasium menjadi lebih indah dengan lampion, balon, serta hujan kembang api. Penggunaan peralatan canggih mulai dari lighting, sound system, drone, dsb juga mendukung kesuksesan acara ini. Selain itu, karena lokasinya di lapangan terbuka dan luas sehingga masyarakat luar dan seluruh mahasiswa IPB dapat menikmati pertunjukan tanpa kuota berbatas.
Indah Kusuma Effendi
Dimas Nurhadi
Tambahkan Komentar