Hari Raya Idul Fitri merupakan saat yang istimewa bagi seluruh Umat Muslim di Dunia. Bagaimana tidak, setiap keluarga saling bersilaturahim satu sama lain serta setiap rumah pun telah menyiapkan santapan dan kue-kue kecil yang amat menggoda lidah. Maka dari itu, momen ini amat penting bagi muslim perantau yang mungkin hanya bisa kembali setahun sekali. Namun, berbeda dengan Ariel (Eksyar 53), salah satu mahasiswa IPB asal Aceh. Ia menghabiskan waktu lebaran di Asrama IPB.

Ini pertama kalinya Ariel merayakan Idul Fitri jauh dari orang tua serta sanak saudara. Momen Idul Fitri tahun pun terasa istimewa bagi Ariel karena ibunya berulang tahun di H+1 Lebaran.
“Waktu libur lebaran yang singkat dan UAS yang jatuh tepat seminggu setelah lebaran membuat saya memutuskan tidak akan pulang. Selain itu, tiket kepulangan juga yang naik hingga dua kali lipat dari sebelumnya. Keputusan ini sudah saya diskusikan dengan keluarga” jelas Ariel.
“Selama di sini, hampir seluruh kegiatan saya habiskan berada di masjid sembari berdoa untuk mereka (orang tua). Hal lain yang saya lakukan adalah jalan-jalan keluar melihat betapa banyak orang yang memiliki keadaan seperti saya bahkan mereka harus bekerja pada hari itu, ” tambahnya.
Keputusan ini Ariel nikmati dengan rasa syukur. Ia menyadari bahwa bukan hanya dia yang merayakan lebaran di Tanah Rantau. Beberapa mahasiswa IPB juga tidak melakukan mudik lebaran.
”Kami melakukan pendataan kepada teman-teman yang berhalangan untuk pulang. Tujuan utamanya untuk mengetahui berapa jumlah tanggungan kami untuk pengawasan. Agar jika terjadi apa-apa kami bisa lebih siap, selain itu alhamdulillah ada penyediaan konsumsi bagi mahasiswa yang tidak pulang mengingat hampir tidak ada warung makan yang buka selama liburan,” ungkap Rizky, perwakilan senior residence dari asrama C4.
Khalifardinof
Ed : Ratna PH
Tambahkan Komentar