Muhamad Haris Zamaludin, Bercerita Soal Penghargaan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional

Muhamad Haris Zamaludin Setiadiputra, peraih peringkat III dalam penghargaan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2016.
Muhamad Haris Zamaludin Setiadiputra, peraih peringkat III dalam penghargaan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2016.

Bertepatan dengan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71 pada 17 Agustus 2016, rasa bangga, bahagia, dan syukur meliputi Haris, sapaan akrab Muhamad Haris Zamaludin Setiadiputra. Mahasiswa departemen Sains, Komunikasi, dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor ini berhasil meraih peringkat ke-3 dalam penghargaan Mahasiswa Berprestasi Nasional yang diselenggerakan oleh Kementrian Riset Teknologi-DIKTI pada 15-17 Agustus lalu. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari di Hotel Sahid-Rich, Yogyakarta sebagai agenda karantina bagi peserta dari seluruh penjuru nusantara. Sebelumnya, ia telah melalui seleksi tingkat departemen, fakultas, dan kampus hingga terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi IPB tahun 2016. Penghargaan tersebut mengantarkan Haris menjadi perwakilan IPB untuk mengikuti seleksi serupa di tingkat Nasional.

Sebelumnya Haris harus bersaing dengan lebih dari 170 wakil dari Perguruan Tinggi se-Indonesia. Kemudian seluruh peserta tersebut diseleksi hingga 16 besar. Akhirnya terpilih 3 besar terbaik, yaitu Irman Faiz (UI) sebagai terbaik 1, Bondan Prakoso (UNY) sebagai terbaik 2, dan Haris (IPB) sebagai terbaik 3.

Penghargaan tersebut tidak secara mudah Haris dapatkan. Ia harus melewati empat aspek tahapan seleksi, yakni psikologi, penulisan karya ilmiah, pidato bahasa Inggris, dan prestasi yang pernah diraih selama di berada kampus. Tahap psikologi menuntut karakter yang stabil sebagai sosok mahasiswa berprestas. Kriteria tersebut bernilai subjektif. “Berprestasi adalah mengemban satu amanah, bukan merupakan suatu gelar semata”, jawab Haris. Tahap penulisan karya ilmiah mengharuskan Haris membuat sebuah tulisan karya ilmiah dengan gagasan yang inovatif sesuai jurusan studi kuliahnya agar mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di Indonesia.

Mahasiswa kelahiran Bandung tersebut membawakan sebuah gagasan aplikasi telepon

pintar sebagai penyuluh pertanian. Hal itu ia dasari dari kekhawatiran pada nasib petani yang terus merugi akibat ketidaktahuan mereka, sehingga informasi pertanian yang mereka dapatkan terbatas. “Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini seharusnya juga dapat mensejahterakan para petani”, jelas Haris. Ia berharap dengan aplikasi tersebut dapat membantu penyuluh secara langsung terhubung dengan akademisi di kampus dan ahli-ahli Badan Penelitian Pertanian serta membantu petani mengakses informasi mengenai harga pasar. Sistem informasi ini akan menguntungkan pihak petani, sebab mereka tidak perlu berpangku tangan pada tengkulak yang biasa bersifat eksploitatif. Petani dapat langsung melaporkan hasil panen mereka kepada pemerintah, sehingga petani mengetahui harga beli yang disarankan oleh pemerintah. Hal ini juga berdampak dalam mengurangi kerugian petani saat panen raya apabila harga komoditas di pasaran jatuh.

Saat ini, ia bekerjasama dengan mahasiswa jurusan Ilmu Komputer IPB untuk proses pengembangan aplikasi tersebut. Haris berharap aplikasi tersebut dapat diterima dan diterapkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia.

Tahap ketiga, yaitu kemampuan berbahasa Inggris dalam berpidato di depan peserta dan para juri. Seluruh peserta ditantang mempersiapkan pidato berdurasi dua menit dengan topik yang belum diketahui sebelumnya.

Selain berbahasa Indonesia dan Inggris, anak pertama dari tiga bersaudara ini juga mampu berbahasa Jepang. Hal tersebut didapatkannya ketika mengikuti program intensive course di Sophia University-Tokyo, Jepang. Kesempatan itu ia dapatkan saat mengikuti pertukaran pelajar yang diadakan oleh Asean International Mobility of Student (AIMS).

Tahap keempat seleksi penghargaan mahasiswa berprestasi nasional adalah karya-karya unggulan sebagai prestasi yang pernah diraih selama berada di kampus. Hal ini  akan dikuantifikasi dalam poin-poin yang telah ditentukan oleh juri. Prestasi tersebut mulai dari tingkat kampus, daerah, Nasional, bahkan Internasional. Prestasi yang telah tercantum juga akan di minta keabsahannya dengan mewawancarai peserta secara langsung oleh dewan juri.
Mahasiswa kelahiran 15 Mei 1994 ini telah banyak mendapatkan penghargaan di bidang lomba debat Bahasa Inggris, baik tingkat nasional maupun internasional. Salah satunya menjadi juara II dalam lomba debat parlemen tingkat Asia pada tahun 2015. Desember ia juga direncanakan mengikuti lomba debat tingkat dunia yang akan diselenggarakan di Den Haag, Belanda.

Haris mengaku materi finansial yang telah didapatkan sebagai terbaik ke-3 tidak lebih berharga dibanding ilmu serta pengalaman yang ia dapatkan selama mengikuti seleksi. “Mengikuti seleksi Mapres itu lebih daripada hadiah. Menang atau tidak, pada akhirnya kita dipertemukan dengan juri-juri nasional yang sangat kompeten dibidangnya dan putra-putri terbaik bangsa, bagi saya semua itu lebih berharga daripada hadiah”, ungkap Haris.

Haris berpendapat bahwa ia bangga menjadi salah satu orang yang dapat menjadi bagian dari sesuatu yang besar yakni komunitas alumni mahasiswa beprestasi. Haris mengatakan bahwa ia sangat senang dapat bergabung dan terhubung dengan para alumni yang berprestasi tersebut. Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan ilmu yang telah didapatkannya agar dapat bermanfaat bagi orang lain.

“Jangan menyerah karena tidak mengerti. Selalu berusaha untuk bisa dan memberi nilai lebih pada diri sendiri dan jangan pernah memberikan nilai rendah pada diri sendiri,” tegas Haris.
Sikap positif dalam menanggapi dan melakukan segala sesuatu adalah prinsip baginya. Faktor pendukung dari berbagai pihak seperti keluarga, teman-teman, dosen, dan lainnya sangat berpengaruh. Jujur, tidak sombong, dan kerja keras adalah tiga hal yang selalu ia ingat sebagai amanat dari kakeknya selama ini hingga ia dapat mengukir prestasi.
Digna Orwiantari
Ika Nurmalita

Ed: Ichwanul AM

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.