Susu menjadi salah satu hasil industri peternakan unggulan dengan kandungan nutrisi tinggi. Produksi susu Indonesia mengalami penurunan dari 981.581 ton/tahun (Dirjennak 2013) menjadi 641.100,38 ton/tahun (Badan Pusat Statistik 2014). Penurunan produksi susu ini salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan.
Menghadapi masalah ini, Ghulam Halim Furqoni, Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB, melakukan penelitian mengenai peningkatan produksi susu sapi perah laktasi dengan didengarkannya musik klasik dan murottal Al-Quran kepada sapi. Penelitian yang berjudul “Produksi Susu Sapi Perah yang Mendengarkan Musik Klasik dan Murottal Al Qur’an Selama 24 Jam” ini menggunakan frekuensi 30 dB, frekuensi yang dapat diterima ternak.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan secara signifikan terhadap produksi susu. Murottal Al-Quran yang diketahui memberi dampak ketenangan pada manusia, dialami juga oleh ternak. “Sapi menjadi tenang, susu yang diproduksi pun optimal. Tapi terjadi penurunan pada intake pakan, hal ini menjadi salah satu cara dalam efisiensi pakan,” ungkap Ghulam.
“Intake pakan yang yang menurun harus diteliti lagi. Produk susu yang baik akan terjadi jika intake pakan juga baik,” ujar Dr. Afton Atabany saat seminar hasil Ghulam (11 /1).
Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada peternak sapi perah di Indonesia. Produksi susu sapi perah yang meningkat dapat menjadi salah satu solusi dalam pemenuhan peningkatan produksi susu perkapita.
Ratna Puspita Haryati / D24140030 / INTP / IPB
Editor : Muhamad Qomarul Huda / A44130050 / ARL / IPB
Simpel dan elegan hehehe. Menarik, jempol buat ide penelitiannya.
Jazakallahu khoiron utk Antum yg telah melakukan penelitian ini, yg secara tidak langsung mencoba meneliti pertartilan AlQuran via murottal 24 jam yg saya fahami dgn media kaset kepada ternak sapi perah yang “mencoba” dibandingkan dengan musik klasik (tentu dari sudut apapun yg coba dipakai, bacaan AlQuran tidak bisa disamakan dengan sekedar musik klasik, jadi saya fikir, peneliti ini awalnya hanya ingin mengaplikasikan murottal AlQuran saja sebagai bahan percobaan, namun berhubung kalau tidak ada pembanding lain maka tidak bisa dilihat perbandingannya, maka dipilihlah musik klasik). Tak apalah, bisa saja saya salah.
Tentu, kalaulah dari murottal via kaset ini ada peningkatan dalam hasil susu perahan, maka hasilnya akan sangat mungkin utk bisa meningkat lagi kalau murottal yang diperdengarkan kepada ternak adalah SUARA ASLI PEMILIK TERNAK.
Ya! Tidakkah antum berfikir adanya ikatan emosi antara peternak dan hewan ternak? Peternak yg setiap hari memberi pakan dan mengawasi kebersihan kandang. Bukankah hewan ternak itu bisa mengenali mana pemiliknya dan yg bukan? Ikatan kasat mata inilah yg akan semakin erat dan lebih “genuine taste” dibandingkan murottal via kaset saja dan saya rasa bisa meningkatkan lagi hasil yg dituju, yaitu melimpahnya susu perahan.
Memang benar adanya, bahwa bacaan tartil AlQuran itu memberikan ketenangan bagi yg membaca maupun yg mendengarnya.
Saya rasa hal ini adalah ide lanjutan dari penelitian di atas yg layak utk dicoba oleh para peternak muslim sapi perah. Dan sekali lagi, saya berterima kasih atas usaha penelitian yg telah dilakukan.
Wallahu a’lam wajazakumullohi khoyron..