Tim PKM-PM IPB University yang diketuai oleh Ayu Rahmawati bersama empat anggotanya, Fatma Izzatunnisa, Afifa Ahmi Nisa, Ziyad Muhammad Imani, dan Muhammad Mirza Sukardi dibawah bimbingan Nur Islamiah, S.Psi., M.Psi. membuat sebuah program bernama Prefriendtion: Upaya Prevensi Adiksi Pornografi dengan Metode Support Group pada Siswa SMK di Kota Bogor.
Ayu menjelaskan, nama Prefriendtion berasal dari kata prevention (pencegahan) dan friend (teman) dengan membawa arti yaitu sebuah komunitas pertemanan yang saling menjaga dari keburukan.
“Kegiatan di dalamnya itu kita bikin mentoring dan games edukatif dengan muatan edukasi seksual. Diharapkan ketika sasaran itu sudah tahu edukasi seksual dengan cara yang benar dan dari orang yang tepat, mereka jadi nggak perlu nyari pornografi sebagai pelampiasan rasa penasaran mereka,” ujar Ayu.
Program ini dilatarbelakangi oleh tingginya tingkat paparan pornografi di Indonesia. Data terbaru pada 8 Oktober 2023 menunjukkan bahwa Indonesia menyumbang lebih dari 132 juta akses pornografi setiap bulannya, bahkan menempati peringkat ketiga pada salah satu situs porno populer.
Ayu menjelaskan, tingginya tingkat paparan tersebut terutama disebabkan oleh kurangnya wadah bagi anak-anak dan remaja untuk mengetahui hal seksual dengan cara yang benar dan dari sumber yang tepat.
“Stigma tabu yang begitu mengakar pada masyarakat Indonesia mengenai hal yang berbau seksual menjadi pendorong remaja untuk memuaskan rasa penasaran mereka di dunia maya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah strategi untuk melindungi remaja Indonesia dari jerat pornografi,” ujar Ayu.
Program ini bertujuan untuk memprevensi remaja Indonesia secara umum dan siswa SMK sasaran secara khusus dari pengaruh pornografi dan dampak buruk adiksinya dengan edukasi seksual berkelanjutan. Program ini telah berjalan sejak 11 Agustus hingga 15 September 2023.
Pelaksanaan program dilakukan dengan metode Support Group. Metode Support Group Therapy merupakan salah satu cara dimana anggota kelompok memiliki permasalahan yang relatif sama dengan cara sharing informasi mengenai permasalahan yang dialami serta dapat saling memberikan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan serta solusi yang perlu dilakukan sekaligus proses saling belajar dan menguatkan dengan tujuan utamanya adalah tercapainya kemampuan coping yang efektif terhadap masalah ataupun trauma yang dialami. Support group biasanya menggabungkan pendidikan dan dukungan sebaya.
Ayu menjelaskan, pelaksanaan program mengacu pada framework 7 Habits by Steven Covey (1989) yang diadaptasi menjadi piramida ganda Prefriendtion. Dengan mengacu pada framework tersebut, Prefriendtion berharap dapat mengubah ketidaktahuan dan kelalaian siswa mengenai pornografi menjadi prevensi diri, hingga mereka dapat saling mendukung dan terlindungi bersama. Untuk mencapai tahap tersebut, diperlukan 6 langkah program yang harus dilakukan.
Program pertama, Get To Know Prefriendtion dilaksanakan pada 11 Agustus 2023. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada sasaran serta mengobservasi tingkat wawasan mereka mengenai pendidikan seksual dan paparan konten pornografi. Hasilnya, didapatkan bahwa dari 20 sasaran, 20% diantaranya memiliki tanda munculnya adiksi pornografi, 40% rentan terkena adiksi pornografi, dan 40% sisanya terkategori normal atau tidak terindikasi adiksi.
Untuk menurunkan tingkat adiksi tersebut, program lanjutan yang dilaksanakan meliputi pemberian edukasi seksual untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran, diskusi dalam kelompok mentorship, permainan edukatif, serta konseling dan pendekatan personal dalam keseluruhan program.
Pemberian edukasi seksual dan diskusi dalam forum mentorship dicapai dengan tiga program, yaitu Kenali Kita 1, Kenali Kita 2, dan Kenali Kita 3. Ketiga program tersebut memuat materi “Gender, Pubertas, dan Seksualitas”, “Kenali dan Rawat Organ Reproduksi Kita”, dan “Bahaya Pornografi dan Pergaulan Bebas”. Program ini juga diperkaya dengan permainan edukatif berbasis motorik-kognitif yang memiliki konsep dasar memasangkan pertanyaan dan jawaban, menentukan pernyataan benar-salah, dan brainstorming kata. Kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dari sasaran.
Program selanjutnya, Kenali Kita 4 “The New Me : Produktif Tanpa Pornografi” merupakan titik balik dari sasaran dimana siswa yang sebelumnya terindikasi terpapar dan/atau menyimpan konten pornorgrafi telah menghapusnya. Program ini mengajak siswa untuk beralih dan memfokuskan pikirannya untuk meniti masa depan dengan bantuan Jurnal Prefriendtion. Jurnal Prefriendtion menuntun para siswa untuk menentukan tujuan hidup dengan prinsip SMART, mengatur skala prioritas, dan merencanakan setiap hari dengan terstruktur dan disiplin.
Program terakhir, Case Challenge bertujuan untuk menumbuhkan kepekaan dan prinsip yang kuat bagi siswa dalam menyikapi isu edukasi dan kekerasan seksual. Terdiri dari kartu berisi situasi, kondisi internal, dan kondisi internal. Siswa bersama kelompoknya (baca : support group) didorong untuk berpikir secara mendalam mengenai studi kasus seksual untuk kemudian mempresentasikannya di hadapan teman-teman yang lain. Dari program ini, siswa terbukti dapat berpikir kritis, menerapkan ilmu yang telah didapat sebelumnya, dan mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri.
Setelah program, kami melakukan pengukuran tingkat adiksi kembali, didapatkan bahwa tidak ada lagi sasaran yang memiliki tanda muncul adiksi pornografi (0%), 25%% masih rentan terkena adiksi, dan 75% sisanya telah terkategori normal atau tidak terindikasi adiksi. Dengan indikator tersebut, Prefriendtion dapat dikatakan telah berhasil menurunkan tingkat adiksi sasaran dan mencegah adiksi yang lebih parah.
Untuk keberlanjutan program dan manfaat jangka panjang, tim Prefriendtion telah bermitra dengan komunitas kesehatan di sekolah tersebut, yaitu Nurse Pharmacy First Aid (NEFA) yang beranggotakan siswa-siswi SMK sebaya yang telah mengikuti program pembekalan dan Training of Trainer (ToT) bersama Tim Prefriendtion agar mampu melanjutkan program setiap tahunnya dan membawa kebermanfaatan yang lebih luas.
Ayu berharap dengan adanya program ini dapat mencegah pornografi di sekolah mitra secara khusus dan remaja Indonesia secara umum. Selain itu juga dapat memberikan edukasi seksual yang benar dan dapat diadopsi di kurikulum sekolah nasional dalam jangka panjang. Mengutip tagline dari program Prefriendtion, Tim PKM IPB tersebut mengajak untuk “Bersama Berdedikasi, Cegah Pornografi dengan Edukasi.”
Reporter: Shintia Rahma Islamiati
Tambahkan Komentar