Tim PKM-PM IPB University yang diketuai oleh Gita Paglusia bersama empat anggotanya, yakni Boy Saputra Pandiangan, Revi Rahmawati, Kania Dewi Shiyam, dan Rahmayanti Rahayu melakukan program pemberdayaan kepada kelompok PKK di Desa Mekarjaya melalui pengolahan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi media tumbuh jamur tiram.
Kania menjelaskan bahwa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah terbesar dari kegiatan produksi minyak kelapa sawit dengan persentase 23% atau sebesar 230 kg dalam 1 ton produksi. Limbah ini umum menjadi permasalahan yang mengganggu desa-desa di lingkar perkebunan dan pabrik kelapa sawit, salah satunya Desa Mekarjaya. Desa Mekarjaya merupakan desa terdampak yang berada di lingkar Pabrik Kelapa Sawit Cikasungka milik PTPN VIII, Kabupaten Bogor.
“Berdasarkan informasi dari manajemen pabrik, total luas perkebunan yang dikelola ialah 10,5 ribu ha dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 216.000 ton sehingga menghasilkan 49.680 ton limbah TKKS.” tutur Kania.
Limbah TKKS tersebut selama ini hanya dibuang dan dibiarkan membusuk sehingga menyebabkan tumpukan limbah yang mencemari area belakang Pabrik Cikasungka dan mengganggu aktivitas masyarakat Desa Mekarjaya, salah satunya ibu-ibu rumah tangga.
Selain karena permasalahan limbah, program dari Tim PKM-PM yang dibimbing oleh Drs Muhammad Farid M.Si ini juga melihat permasalahan kesejahteraan masyarakat Desa Mekarjaya.
Permasalahan limbah TKKS bukanlah masalah utama mereka, melainkan kurang tercukupinya kebutuhan pangan harian karena sumber keuangan yang hanya bergantung kepada upah kepala keluarga sebagai buruh harian lepas. Hal ini menyebabkan kurang beragamnya konsumsi harian masyarakat Desa Mekarjaya sehingga dikhawatirkan tidak terpenuhinya asupan gizi seimbang.
“Adanya tumpukan limbah TKKS menjadi masalah tambahan bagi kesejahteraan mereka karena hidup di lingkungan yang tercemar. Ketua ibu-ibu PKK Desa Mekarjaya dalam diskusi luring pada 11 Januari 2023, Ibu Atun, mengaku membutuhkan bantuan alternatif solusi untuk menyelesaikan kedua permasalahan tersebut,” tutur Kania.
EMPRESS hadir sebagai program pemberdayaan ibu-ibu PKK berbasis ekonomi sirkular untuk membantu masyarakat Desa Mekarjaya dalam memenuhi ragam kebutuhan pangan hariannya dengan mengolah limbah TKKS menjadi media tumbuh jamur konsumsi.
Program pemberdayaan tersebut dilakukan dengan memberikan penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan monitoring secara berkala terkait pengolahan limbah TKKS dari pembuatan baglog (media pertumbuhan jamur) hingga pengolahan jamur hasil panen.
Baglog yang sudah melalui masa pembibitan, inkubasi, dan pemindahan ke dalam kumbung jamur dapat dimaksimalkan hingga lebih dari satu kali pemanenan sehingga dapat meningkatkan kemandirian pangan serta kesejahteraan masyarakat Desa Mekarjaya.
Pembukaan sekaligus sosialisasi program dilaksanakan pada 27 Juli 2023 yang dihadiri oleh lebih dari 20 orang Ibu-ibu PKK serta Kepala Desa Mekarjaya. Pembukaan secara simbolis dilakukan dengan serah terima bibit jamur tiram.
Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah pembuatan kumbung jamur yang dilaksanakan pada 30 Juli-8 Agustus 2023. Tanah yang digunakan merupakan kontribusi dari masyarakat.
Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah pembuatan baglog jamur yang dilaksanakan pada 9-10 Agustus 2023. Pada tanggal 9 kegiatan yang dilakukan adalah mencampurkan TKKS yang sudah dicacah dengan dedak,kapur, dan air lalu dimasukkan ke plastik dan disterilisasi. Kemudian pada 10 Agustus 2023 kegiatan yang dilakukan adalah inokulasi, yakni memasukan bibit jamur dan diinkubasi di kumbung selama seminggu.
Puncak kegiatannya adalah panen dan pengolahan jamur yang dilaksanakan pada 2 September 2023. Jamur diolah menjadi keripik, kerupuk, dan abon. Awalnya Tim PKM EMPRESS berencana untuk mengolah jamur tersebut menjadi makanan untuk konsumsi rumah tangga namun dari ibu-ibu PKK menginginkan untuk diolah menjadi makanan kering sehingga dapat dijual.
Kania berharap program ini dapat berkontribusi mendukung kemandirian pangan masyarakat Desa Mekarjaya yang memiliki SDA yang banyak namun belum memiliki kemampuan dalam mengolah limbah TKKS.
“Semoga program EMPRESS yang dilakukan ibu-ibu PKK Desa Mekarjaya juga dapat menjadi motor penggerak permasalahan serupa di desa lingkar perkebunan sawit lainnya,” tutup Kania.
Reporter: Shintia Rahma Islamiati
Tambahkan Komentar