Mengenal Kantin Amarilis dan Kantin Rimbawan

Kalau perut sudah keroncongan, bisa ditebak, para mahasiswa pasti akan mengunjungi tempat ini, ya, kantin! Sebagai mahasiswa yang beraktivitas seharian di kampus, kantin tentu menjadi salah satu kebutuhan utama, tempat mengisi ulang energi setelah terkuras oleh bermacam kegiatan. IPB sendiri menyediakan banyak kantin di berbagai lokasi. Pada ragam kali ini, akan dikulik dua di antaranya. Penasaran? Yuk, baca artikel ini sampai habis.

Kantin pertama yang akan kita kulik pasti tidak asing lagi di telinga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Selain kantin Blue Corner, kantin ini juga menjadi opsi bagi mahasiswa FPIK untuk menuntaskan rasa laparnya. Yup, kantin Amarilis. Letaknya bersebelahan dengan gedung FPIK, di sebelah kiri jalan jika berjalan ke arah Gedung Satari. Kantin ini disebut dengan kantin Amarilis karena letaknya berada di kawasan Wisma Amarilis.

Tetapi tahukah kalian nama asli dari kantin ini?

Ada dua  bagian kantin di Kantin Amarilis ini, yaitu Kantin Geulis dan Kantin Jaya. Kedua kantin ini menawarkan berbagai menu yang bisa kita santap setelah lelah dengan dunia perkuliahan. Mulai dari menu menyegarkan seperti sayur asem hingga menu yang bersantan tersedia di sini. Bagi kalian yang bosan dengan ayam, kantin ini juga menawarkan berbagai menu olahan ikan, mulai dari ikan goreng hingga ikan kuah.

“Rasanya oke banget pas di lidah gitu, terus pilihan makanannya juga banyak, terus kalau misalnya ada kayak rolade yang pakai sambel itu tuh sambelnya medok banget, kayak merah gitu,” ucap salah satu pelanggan kantin Amarilis ketika diwawancarai.

Konsep dari kantin Amarilis ialah self service atau prasmanan. Kita bisa memilih menu apa yang ingin kita santap saat itu dan menentukan seberapa banyak nasi yang ingin kita makan. Kantin Amarilis juga memiliki tempat yang bersih sehingga pengunjung bisa merasa nyaman.

“Lauknya beragam, rasa ala rumahan, tempat bersih, free refill minum,” tutur salah satu pelanggan kantin Amarilis.

Harga yang dipasang di kantin ini untuk satu porsinya cukup bervariasi, tergantung dari menu apa yang kita pilih. Harganya juga bersahabat dengan dompet mahasiswa, yakni mulai dari 8 ribu rupiah.

“Harga sedikit pricey kalau dibanding dengan warteg luar kampus, tapi masih bisa dibilang worth it!” jelas salah satu pelanggan Kantin Amarilis.

Keunggulan dari kantin ini adalah, kalian bisa menambah nasi jika kalian rasa kurang.

So, buat kalian yang ruang kuliahnya di sekitar gedung FPIK dan Gedung Satari, wajib banget mampir dan cobain makanan yang ada di Kantin Amarilis.

Setelah dari FPIK, kita pindah menuju Fakultas Kehutanan dan Lingkungan. Ya, ada kantin yang bernama Kantin Rimbawan. Kantin tersebut menjadi tempat terdekat bagi  para mahasiswa Kehutanan untuk beristirahat setelah belajar. Kantin Rimbawan juga sering disebut “Kankor” karena lokasinya berdekatan dengan SMA yang berada di dalam Kampus IPB, yakni SMA Kornita.

Kantin Rimbawan menyediakan berbagai varian makanan dan minuman. Mulai dari makanan berat hingga makanan ringan. Makanan berat yang tersedia antara lain ketoprak, gado-gado, nasi pecel ayam, soto, sate, mie ayam, nasi goreng, dan makanan ala warteg dengan berbagai varian lauk. Sedangkan makanan ringan yang tersedia seperti snack dan cemilan, di antaranya ada siomay, pempek, cilok, serta batagor. Tak kalah dari makanan, minuman yang tersedia di Kantin Rimbawan juga sangat bervariasi misalnya jus buah, es campur, kopi, teh, dan minuman saset yang banyak jenisnya.

Jika kalian sedang berada di area Fakultas Kehutanan dan Lingkungan jangan lupa untuk berkunjung ke Kantin Rimbawan untuk melepaskan rasa lapar dan dahaga kalian, ya!

Setelah membaca artikel ini, semoga kalian bisa mendapatkan seulas pandangan tentang kedua kantin tersebut. Atau jangan-jangan, setelah membacanya kalian justru langsung berniat mendatangi salah satunya? Waaah! Yang pasti, selama di kampus jangan sampai lupa makan ya, karena sudah ada kantin-kantin di IPB yang menyediakan berbagai pilihan menu untuk kita nikmati.

Reporter: Muhammad Raihan Syaikhul Huda, Agung Nugroho

Editor: Fatin Humairo’

Fotografer: Nurul Andalucia Agustin