Berfokus untuk menguatkan kepercayaan diri remaja Kampung Mongol, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) meluncurkan program Grit Mission: Penguatan Self-Efficacy guna Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Remaja Kampung Mongol Kota Mongol melalui Metode DUEL Training. Tim tersebut diketuai oleh Nanda Adinda Putri (SVK 59) dengan beranggotakan Rani Risnawati (SB 59), Putri Sari (SVK 59), Adinda Mayfaiza Rahmania (SVK 59), dan Friska Amalida (IKK 59), serta dibimbing oleh salah satu dosen SKPM, yaitu Dr. Ir. Nuraini Wahyuning Prasodjo, MS.
Program Grit Mission dilatarbelakangi adanya ketidakpastian ekonomi dan kurangnya dukungan sosial yang berdampak pada rendahnya tingkat kepercayaan diri remaja Kampung Mongol. Selain itu, kondisi aktual Kampung Mongol yang memiliki potensi lingkungan berupa banyaknya barang yang dapat diolah kembali turut menjadi alasan kuat. Grit Mission hadir dari keinginan kuat tim PKM-PM guna dapat memanfaatkan potensi lingkungan agar memiliki nilai jual tersendiri. Program ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan self-efficacy dan motivasi remaja Kampung Mongol dalam mengatasi tantangan ekonomi dengan memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki.
Terdiri dari 8 kegiatan terstruktur, program ini telah sukses dilaksanakan dari tanggal 27 April hingga 29 Juni 2024 di Majelis Kampung Mongol. Rangkaian tersebut dibuka dengan Get to Grit with Us sebagai perkenalan, dilanjut dengan Grit Mission 1 hingga Grit Mission 6 yang mengajarkan mengenai kepercayaan diri dan kemandirian ekonomi remaja Kampung Mongol, serta Closing Grit Mission yang memamerkan berbagai karya yang telah para remaja ciptakan pada subprogram Design Your Creativity di Grit Mission 6. Tidak hanya itu, tim PKM bersama remaja Kampung Mongol mendirikan usaha kecil menengah (UKM) untuk mengembangkan produk supaya dapat dipasarkan. Tim juga membuat buku The Grit Mission Itinerary untuk meningkatkan kebiasaan remaja Kampung Mongol supaya dapat mengolah keuangan, mengatur jadwal, hingga menentukan tujuan.
Metode DUEL Training yang diterapkan menjadikan pembelajaran lebih interaktif, aktif, dan kreatif. Tim PKM menempatkan diri bukan sebagai pengajar, tetapi sebagai teman yang mendampingi dan belajar bersama. Mereka juga menggunakan metode demonstrasi dan experiential learning, dimana mereka akan memperagakan terlebih dahulu dan setelahnya remaja bisa belajar dari pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.
Nanda selaku ketua tim menuturkan timnya menemukan kendala dalam waktu pelaksanaan kegiatan yang disebabkan oleh partisipan memiliki kegiatan lain, seperti sekolah dan mengaji yang memicu adanya kemunduran jadwal. Namun, tantangan tersebut dapat diatasi dengan membina komunikasi yang aktif dan baik antara tim dengan remaja Kampung Mongol. Hal ini terbukti dengan hadirnya seluruh peserta yang berjumlah 20 orang pada hampir setiap rangkaian kegiatan. Nanda mengaku program ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Selanjutnya, mereka hanya perlu melaksanakan monitoring guna memastikan keberlanjutannya.
Tim bercita-cita program Grit Mission beserta UKM yang telah disusun dapat dilanjutkan oleh remaja Kampung Mongol dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Kampung tersebut. Sehingga, mereka dapat mewujudkan kemandirian ekonomi. Mereka juga berharap ada lebih banyak remaja yang memiliki kesempatan dan percaya diri terhadap masa depan mereka. “Mimpi itu punya semua orang, tidak memandang yang kaya dan miskin. Jadi, kami berharap dengan program kami, mereka yakin bahwa mereka bisa bermimpi dan mereka bisa mencapai dan mewujudkannya,” pesan Nanda sebagai penutup.
***
Reporter: Helga Elvaretta Putri
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar