Tim KKNT Desa Talang Padang IPB University yang diketuai oleh Adzik bersama tujuh anggotanya, Nisa, Ivonia, Gina, Farhan, Yelis, Fardan, dan Ayumi, di bawah bimbingan Dr. Ir. Ahyar Ismail, M. Agr. telah mengembangkan program kerja bernama “Pembangunan dan Pendampingan UMKM” di Desa Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Tujuan utama program ini adalah meningkatkan daya saing UMKM Desa Talang Padang di pasar yang lebih luas, seperti Bandar Lampung dan Jabodetabek. Hal ini dimulai dengan mendesain ulang kemasan dan membantu pemasaran online UMKM. Selain itu, tim sedang merundingkan kontrak dengan pusat oleh-oleh di Bogor untuk memasarkan produk.
“Kita ngobrol dengan beberapa UMKM terkait permasalahannya. Ternyata, yang dihadapi sekarang adalah bagaimana cara mereka meningkatkan daya saing di pasar yang jauh lebih besar. Pertama, permasalahan mereka adalah the lack of marketing, amat sangat tradisional karena mayoritas dikelola oleh ibu-ibu atau paruh baya. Jadi, mereka belum tau tentang internet marketing. Kedua, packaging yang dimiliki sangat standar sehingga calon pembeli kurang tertarik. Jadi, program kita fokuskan untuk membantu kedua hal ini,” ungkap Fardan, anggota tim KKNT Desa Talang Padang.
Program ini dimulai dengan proses screening beberapa UMKM. Tim memilih UMKM Peyek Mini Eni Koja dan Keripik Pisang Goreng Ibu Susi sebagai fokus utama. Keduanya dipilih karena memenuhi kriteria dan standar pasar, seperti kepemilikan sertifikasi halal dan nomor P-IRT.
“Awalnya, kita analisis, mana nih UMKM yang benar-benar membutuhkan. Terpilihlah dua ini karena sumber dayanya paling terbatas dan tidak memiliki banyak market share, perkembangan mereka stuck. Dan keduanya sudah memiliki standar yang diinginkan oleh pasar, seperti sertifikasi halal dan nomor P-IRT, dimana itu penting sekali dalam produk makanan rumah tangga,” jelas Fardan.
Setelah screening, tim mengedukasi UMKM mengenai langkah lanjutan, termasuk pembuatan packaging baru. Setelah disetujui oleh UMKM, dilakukan test batch produksi yang kemudian dikirim ke outlet oleh-oleh di Bogor untuk diuji pasar. Saat ini, tim sedang bernegosiasi kepada pihak terkait perihal keberlanjutannya.
Berdasarkan pemaparan anggota tim, program ini mulai menunjukkan hasil positif. Jika dua kesepakatan yang sedang diusahakan tim terwujud, sebelas toko di Bogor akan menjual produk UMKM ini dengan skema kontrak bulanan yang bisa meningkatkan repeat order.
Tantangan utama yang dialami tim dalam pelaksanaan adalah cara menarik minat pembeli di wilayah Jabodetabek. Selain itu, cara tim mengedukasi UMKM akan pentingnya kontinuitas kualitas setelah program selesai juga menjadi salah satu tantangan utama selama pelaksanaan.
“Yang sulit itu memprenetasi pasar karena mereka ga tahu sama sekali tentang kehadirannya (desa dan produk). Bagaimana kita mendesain packaging, approach kita ke toko di Jabodetabek. Jadi, kita menjelaskan ke calon-calon mitra bahwa produk ini dikelola oleh IRT, ini adalah pemberdayaan wanita dan usaha UMKM dari desa, itu yang coba kita tekankan. Selain itu, bagaimana kita menyampaikan ke UMKM terkait kontinuitas. Karena setelah KKN ini selesai dan mendapatkan deal, bagaimana sih mereka menjaga kualitasnya. Kita juga memutar otak agar packaging murah dan relatif cepat jadinya,” jelas Fardan.
Rencana keberlanjutan program adalah mengupayakan distribusi produk ke supermarket nasional. Tim tengah mengkaji persyaratan yang diperlukan seperti sertifikasi BPOM dan uji lab.
Tim KKNT ini berharap masyarakat lebih menghargai dan mendukung produk UMKM. Hal ini karena di balik setiap produk tersebut terdapat perjuangan besar warga desa.
“Mari kita bersama-sama memajukan UMKM, beli lah produk-produknya. Karena mungkin bagi produsen besar, Rp10.000 atau Rp50.000 tidak ada harganya, tetapi bagi mereka (UMKM), nilai tersebut sangat berharga dan mampu membayar usaha keras mereka,” ajak Fardan.
***
Reporter: Arosanda Putri
Editor: Angga Yudha Maulana
Tambahkan Komentar