Dalam PKM Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), Markus Amartya Sam Hutahaean (SKPM 59) beserta empat anggotanya, yaitu Ilham Ramdhani Amir (KIM 58), Delita Nur Hasanah (STAT 59), Michelle Zevanya Wilma (ITP 59), dan Ledya Wahyuni (GM 59), dengan bimbingan dosen Fakultas Ekologi Manusia Hana Indriana, S.P., M.Si., telah melaksanakan riset yang sudah dilakukan sejak 21 April hingga 22 Juli 2024 mendatang. Desa Lelea dipilih sebagai lokasi riset karena merupakan desa yang menjadi cikal bakal upacara adat Ngarot dilaksanakan. Desa ini terletak di Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
“Alasan kami melakukan riset tersebut untuk mengetahui bagaimana keterkaitan kebudayaan lokal dengan nilai sosial yang terbentuk pada masyarakat Desa Lelea,” ujar Ilham, salah satu anggota tim PKM-RSH Ngawurat.
Kedatangan Tim Ngawurat IPB disambut baik oleh perangkat desa. Dalam riset ini, Tim Ngawurat mengambil data dari responden Gen Z yang tinggal di Kecamatan Lelea dan mewawancarai kepala desa yang berperan sebagai tetua adat terkait upacara adat Ngarot. Upacara ini bertujuan menyambut datangnya musim tanam padi yang dilaksanakan tiap tahun. Upacara adat Ngarot biasanya dilaksanakan pada hari Rabu Wekasan, Rabu terakhir di bulan Safar. Salah satu syarat melaksanakannya ialah harus dilakukan oleh pemuda-pemudi asli Desa Lelea yang masih perawan atau Cuene dan perjaka atau Bujang.
Uniknya pemudi yang melaksanakan tradisi ini akan memakai mahkota bunga yang terdiri dari berbagai jenis bunga, salah satunya bunga kenanga yang nantinya akan dikenakan di kepala. Kemudian, para pemuda pemudi akan dibawa ke pendopo yang terletak di depan rumah kepala desa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Kuwu oleh warga setempat. Di sana mereka akan diberi pepatah, melaksanakan serangkaian upacara adat, dan berkeliling desa. Mitos dalam tradisi ini, mahkota bunga yang dikenakan oleh pemudi tersebut akan layu jika sudah tidak perawan. Mitos itulah yang menjadi kendali sosial di masyarakat Desa Lelea.
Berdasarkan data Puskesmas Lelea pada tahun 2024, Tim Ngawurat menemukan fakta adanya keterkaitan antara mitos dalam upacara adat Ngarot dengan tidak ditemukannya kasus infeksi menular seksual. Oleh karena itu, Tim Ngawurat berpendapat bahwa kebudayaan lokal Desa Lelea ini telah mencegah penularan infeksi menular seksual di desa tersebut. Dengan demikian, upacara adat Ngarot bukan hanya sekadar nilai sosial, tetapi juga berdampak positif pada kesehatan masyarakat.
***
Reporter: Najwa Nabila Nuraini
Editor: Fairuz Zain
Tambahkan Komentar