Kandang Mengkaji, Fapet Gelar Diskusi Lanjutan Penolakan Green Campus

Diskusi terbuka lanjutan Fakultas Peternakan mengenahi Green Campus, khususnya Green Transportation kini dihadiri oleh senior Fapet, Y.R. Yanza. Bartempat di LK Fapet (10/9), diskusi ini dihadiri kembali oleh mahasiswa lintas angkatan. Enam poin yang telah terbentuk sebelumnya dijabarkan kembali dan mulai ada perkembangan informasi mengenai poin-poin itu.

Suasana Diskusi Lanjutan Fapet  mengenai Green Campus
Suasana Diskusi Lanjutan Fapet mengenai Green Campus

Green concept, indikator mengenahi Green Campus sendiri tidak terpenuhi di dalam kampus. Indikator tersebut terdiri dari maintenance SDA, emisi gas, penghijauan, air, listrik, dan sampah.  Green transportation ini dirasa masih belum waktunya untuk dilaksanakan menimbang dengan belumnya terlaksana indikator Green Campus tersebut. Penghijauan, seharusnya dilakukkan penanaman pohon bukan  penebangan hutan untuk lahan gedung baru. Mengenai air, ketersediaan air belum memadahi untuk kandang dan seluruh civitas IPB.

  “Bukan membebani mahasiswa namun menjaga green concept dengan keilmuan bukan mengomersialisasi mahasiswa”, ujar Y.R.Yanza. Kebijakan yang dinilai memberatkan mahasiswa didasarkan pada akumulasi biaya yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa tiap harinya. Fasilitas kampus seharusnya gratis untuk seluruh civitas yang ada dalam kampus terlebih lagi mahasiswa telah membayar SPP/UKT tiap tahunnya.

Muncul nama baru dalam diskusi ini, MWA (Majelis Wali Amanat) tempat segala kebijakan kampus terbentuk. Beberapa yang menjadi pertanyaan adalah peran Presma sebagai penyalur aspirasi mahasiswa dan kenapa green transportation hanya berlaku kepada mahasiswa.

Tuntutan baru dari diskusi adalah adanya transparansi data, transparansi dana, dan bagaimana aspirasi MWA sebenarnya. “Fokus pembicaraan kali ini adalah Green Campus secara keseluruhan. Karena beratnya komersialisasi Green Transportation, muncul pertanyaan mengenai transparansi dana. Green Transportation berbayar dianggap membebani mahasiswa” , ujar Danang Setiawa, ketua BEM D.

Tidak membebankan mahasiswa, mahasiswa terlayani, dan akan ada blue print yang transparan program atau pendanaaan merupakan isu yang berkembang disampaikan Abdul, Mentri Kebijakan Kampus BEM KM IPB di tengah diskusi. “Akan dilakukkan diskusi terbuka para ketua BEM yang direncanakan setelah seluruh fakultas melakukan kajian mengenai Green Transportation”, terang Abdul.  

 

Ratna Puspita H

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.