Peralihan sederetan kepemimpinan Ormawa baik BEM pusat maupun wilayah kembali disusun melalui Pemira. Untuk bisa mencapai ketua Ormawa, ada banyak rentetan yang harus dilalui oleh para calon, mulai dari pemberkasan hingga pemilihan raya oleh segenap mahasiswa. Koran Kampus akan membagikan taktik jitu menjadi ketua Ormawa melalui seseorang yang pernah menggeluti peran ini, Bhirawa Ananditya Wicaksana, Presma BEM KM IPB periode tahun 2019/2020 kabinet swara cita.
Bhirawa Ananditya Wicaksana yang biasa dipanggil Wicak merupakan salah satu alumni IPB University yang pernah menjabat sebagai ketua BEM KM IPB tahun 2019/2020 kabinet swara cita. Wicak adalah seseorang yang berani untuk mengambil peran hingga melakukan perubahan. Banyak pengalaman memimpin yang telah diraih olehnya, hal ini berawal ketika PKU. Wicak melihat kendala yang dihadapi teman-temannya, khususnya mengenai ekonomi. Melihat kondisi tersebut Wicak tidak tinggal diam, ia mencoba untuk mengambil peran dan memberikan solusi melalui Eksekutif Ormawa PKU. Wicak merasa bahwa harus ada organisasi yang bisa mengayomi, memberikan solusi, dan bisa menjadi perantara untuk komunikasi dengan dosen.
Tidak sampai disitu, Wicak kembali memberikan dampak dan berkontribusi dengan menjadi wakil ketua himpunan di departemennya. Melalui hal tersebut Wicak merasa bahwa ia bisa memberikan dampak dan berkontribusi lebih besar, sehingga kendala-kendala yang dialami mahasiswa ketika PKU tidak terulang kembali. Selanjutnya, berbekal pengalaman menjadi wakil ketua himpunan, ia kembali maju menjadi ketua BEM FPIK. Wicak dengan bangga mengajak teman perempuannya untuk menjadi wakil dan menjadi pimpinan saat masa jabatannya. Ia ingin membuktikan bahwa seorang wanita pun memiliki kemampuan untuk memimpin.
Saat masa jabatan menjadi ketua BEM FPIK selesai, Wicak kembali mengajukan diri untuk menjadi seorang pemimpin. Kali ini ia mengajukan diri untuk menjadi presma atau ketua BEM KM IPB. Menurutnya, mengajukan diri untuk menjadi presma ini merupakan suatu panggilan dari hati untuk dapat berkontribusi besar kepada masyarakat dan mahasiswa. Proses demi proses dilalui, mulai dari kampanye hingga pada akhirnya berhasil menjabat sebagai ketua BEM KM.
Terdapat berbagai macam tantangan maupun strategi yang telah dilakukan. Mulai dari susahnya membagi waktu antara kampanye dan kuliah hingga harus bisa mengikuti budaya-budaya mahasiswa di semua fakultas.
“Nah, dengan adanya tantangan-tantangan tersebut tentunya ada 2 strategi khusus yang dilakukan selama kampanye, yang pertama yaitu harus nothing to lose, mau menang atau kalah itu tidak apa-apa karena itu bagian dari berproses, yang penting kita sudah mempersiapkannya dengan maksimal. Strategi yang kedua yaitu berusaha sebanyak mungkin melibatkan teman-teman untuk memilih dan menggunakan hak suaranya untuk memilih,” tuturnya saat diwawancarai. Ia juga menambahkan untuk memaksimalkan pendekatan dengan mendatangi tongkrongan mahasiswa baik itu di warkop maupun di kantin.
Wicak mengungkapkan bahwa siapapun nantinya yang menjadi ketua BEM KM, harapannya perlu ditemukan lagi fungsi dan peran dari BEM KM. Sebenarnya banyak permasalahan yang perlu diangkat, dijembatani, dan diselesaikan oleh BEM KM seperti kehilangan motor yang sedang marak-maraknya. BEM KM harus berani turun untuk ikut serta menjembatani penyelesaian masalah tersebut. Bagaimana caranya agar permasalahan tersebut tidak terus menerus terjadi dan dapat diambil langkah tegasnya.
“Mungkin kalau untuk tips & trick menjadi presma itu perbanyak silaturahmi baik itu dengan alumni, kating, teman seangkatan, maupun adek tingkat. Dari situ kalian bisa dapat banyak ilmu dan bisa banyak belajar dari mereka, sehingga ketika kalian menjabat akan maksimal dan bisa memberikan dampak yang lebih,” ucap Wicak.
***
Reporter: Kayla Cinta Salsabila, Salwa Reulina Ramallah Ginting, Sisca Elfiyani
Editor: Rosita
Ilustrator: Anggi Malika
Tambahkan Komentar