Raih Dua Medali di Pimnas 37, Inilah Perjuangan Tim Dewa Fahtiar Harumkan IPB University Melalui Riset Bertemakan ‘AI Generative Design’

Tim PKM-RSH IPB University yang diketuai oleh Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Dewa Fahtiar Fisabila, bersama empat anggotanya berhasil meraih dua medali pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37. Ia bersama timnya mengusung proyek riset dalam ranah sosial humaniora bertemakan “AI Generative Design” yang berfokus pada rekonstruksi etika penciptaan karya visual grafis. Keberhasilan tim Dewa tidak diraih dengan mudah, perjuangan panjang dan berbagai tantangan harus dilaluinya sebelum mencapai prestasi tersebut.

Dewa mengungkapkan kebanggaannya bisa mewakili IPB University di ajang Pimnas. Ini adalah keikutsertaannya yang ketiga, setelah sebelumnya pernah berpartisipasi dalam berbagai kategori PKM. “Tentunya, senang dan bangga banget bisa menjadi delegasi IPB di ajang Pimnas. IPB sudah menyediakan fasilitas yang luar biasa dan bisa bersaing di sini merupakan kebanggaan tersendiri,” ujarnya. 

Perjalanan Dewa menuju Pimnas 37 bukanlah hal yang mudah. Menurutnya, tantangan terbesar selama PKM itu karena sulitnya menyatukan berbagai sudut pandang dari pelaku riset dan penilai. Menurut Dewa, meskipun tujuannya jelas untuk memberikan yang terbaik, banyaknya perspektif yang berbeda membuat timnya harus cermat dalam mengolah ide-ide tersebut agar relevan dan mampu dipahami oleh sebagian besar orang. 

“Aku belajar banyak di hal yang bukan bidangku. Contohnya, mengolah data yang kuantitatif, ternyata banyak metodenya dan aku belajar banyak sama teman aku. Intinya, sebisa mungkin kita harus bisa maksimalkan multidisiplinnya itu. Kita gak bisa berdiri sendiri untuk hal-hal teknis yang lebih dikuasai sama orang lain,” tuturnya.

Selama PIMNAS, menurut Dewa ada tiga momen utama yang memberikan wawasan baru. Pertama, saat upacara pembukaan di Universitas Airlangga, ia terpukau dengan pengelolaan kampus dan fasilitas modern yang bisa menjadi pembelajaran bagi kampus lain. Kedua, selama dua hari presentasi, ia tidak hanya menyaksikan perjuangan peserta dari berbagai daerah, tetapi juga berteman dengan mereka, termasuk tim dari Merauke yang harus berjuang keras untuk menyelesaikan riset mereka karena minimnya fasilitas di daerah mereka. Terakhir, pada acara penutupan, UNHAS keluar sebagai juara, dan ini menjadi pengingat bagi timnya bahwa persiapan yang mereka anggap maksimal ternyata masih belum cukup di mata juri dengan beragam latar belakang.

Dukungan dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan tim ini. Mulai dari keluarga, teman-teman, hingga dosen pembimbing, semua memberikan dukungan yang sangat berarti. Motivasi untuk terus berjuang muncul dari keinginan untuk memberikan yang terbaik dan membuktikan bahwa tim mereka mampu bersaing di tingkat nasional.

Pesan yang ingin disampaikan oleh anggota tim Dewa kepada mahasiswa yang ingin mengikuti PKM adalah agar tidak hanya fokus pada hadiah atau penghargaan, tetapi lebih pada proses belajar dan pengembangan diri. Dengan prestasi yang diraih, tim PKM IPB ini berharap dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

“PKM itu sebenarnya kalau dilihat dari materilnya emang nggak sebesar itu, kita push on riset satu judul selama setahun itu sangat berat. Esensi utama PKM adalah prosesnya. Kapan lagi kita bisa dapat berbagai macam kesempatan, ya cuman di PKM dan PIMNAS ini. Orang akan terbuka matanya saat sudah mengikuti PKM,” ungkap Dewa.

***

Reporter: Claranita Rossi, Annastasha Diandra Putri, Arosanda Putri, Alia Putri

Editor: Rosita

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.