Selalu Macet, Mahasiswa IPB Kritisi Kondisi Transportasi di Dramaga

Jalanan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, terkenal dengan kepadatan lalu lintasnya.  Apalagi dengan banyaknya aktivitas akademik, ekonomi, maupun kegiatan sehari-hari warga setempat menjadikan sering terjadi kemacetan lalu lintas di jalan utama Dramaga, terutama pada jam-jam sibuk.

Menyoroti hal ini, Muhammad Afif Fahreza selaku Menteri Kajian Strategis BEM KM IPB memberikan pandangan bahwa banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kemacetan tersebut. Misalnya karena terjadi peningkatan jumlah kendaraan pribadi yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan serta kurangnya alternatif transportasi publik yang efisien.

Fotografer: Muhammad Fauzan Zubaedi

“Aktivitas yang ada tidak sebanding dengan kapasitas jalannya. Kepadatan penduduk, jumlah kendaraan pribadi dan kegiatan akademik di IPB inilah yang menjadi penyebab penumpukan kendaraan di jalan-jalan utama. Akibatnya jalanan menjadi macet sehingga mengurangi efisiensi waktu,” papar Muhammad Afif Fahreza yang akrab disapa Kokoh.

Peningkatan jumlah kendaraan pribadi, terutama motor dan mobil sebagai penunjang kegiatan mahasiswa, dinilai menjadi poin utama penyebab kemacetan.

“Ada satu ide yang mungkin bisa diterapkan di kampus untuk mengatasi hal ini. Misalnya saja Direktorat Umum dan Infrastruktur IPB bekerja sama dengan Biro Hukum IPB menerapkan kebijakan agar dalam seminggu ada satu hari saat civitas akademika Fakultas Pertanian dilarang menggunakan kendaraan pribadinya, hari berikutnya berlaku untuk Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, begitu seterusnya. Entah nanti civitas akademikanya memberlakukan carpooling (berbagi tumpangan) ataupun menggunakan transportasi umum. Jika diimplementasikan, hal ini dapat membantu mengurangi intensitas penggunaan kendaraan pribadi,” jelas Kokoh.

Selain kemacetan, Kokoh menilai belum ada peningkatan atau proyek pembaruan terkait infrastruktur jalan yang belum sepenuhnya mampu menampung volume lalu lintas itu. Masih banyak terjadi kecelakaan di jalan depan gerbang masuk IPB, apalagi dengan tidak adanya lampu lalu lintas yang memadai. Kokoh memandang perbaikan dan perluasan infrastruktur jalan menjadi prioritas untuk mengatasi masalah ini.

Fotografer: Muhammad Fauzan Zubaedi

Alternatif lain adalah melakukan kampanye menggalakkan penggunaan transportasi publik dan transportasi yang berkelanjutan jangka panjang, seperti Bus Rapid Transit. Namun perlu juga dibarengi dengan kebijakan serta inovasi dalam pengembangan sistem transportasi ini, terutama dalam mendorong frekuensi dan cakupan rute transportasi umum.

“Saat ini kebanyakan orang di sekitar kita lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan publik karena seringnya ketika menggunakan transportasi publik, mungkin efisien secara ekonomi, tapi secara bentuk objektifnya malah menjadi kendala. Tapi jika diberlakukan nantinya, perlu ada monitoring dan kebijakan yang baik tentang penggunaan transportasi publik ini agar tidak menimbulkan konflik di tengah masyarakat,” pungkasnya.

Yang penting digarisbawahi, untuk memperbaiki kondisi lalu lintas Dramaga ini perlu adanya kolaborasi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan masyarakat. Pemerintah bisa mengambil inisiatif untuk memperbaiki infrastruktur jalan dan meningkatkan sistem transportasi publik. Peran institusi pendidikan adalah untuk mengedukasi mahasiswa dan civitas akademika tentang pentingnya menggunakan transportasi publik dan alternatif mobilitas yang ramah lingkungan. Hal ini juga dapat menjadi bentuk partisipasi untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan yang sering dibawakan oleh IPB, seperti kampanye penghijauan, inisiatif pengurangan emisi karbon, dan penggunaan energi baru terbarukan.

***

Reporter: Fatin Humairo’ 

Fotografer: Muhammad Fauzan Zubaedi

Editor: Rosita

Fatin Humairo

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.