Dialog Publik yang diadakan terkait rangkaian Pemira KM 2020 telah dilaksanakan sebanyak tiga kali, yaitu pada Selasa (29/9), Jumat (2/10), dan Minggu (4/10). Kedua bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden mahasiswa KM IPB saling beradu argumen dengan berbagai pemaparan solusi pada setiap keresahan dan permasalahan yang dihadapi oleh KM IPB.
Sabtu lalu (26/9), Pemira KM IPB menetapkan Langit Biru dan Pandjy Taryana Poetra sebagai pasangan calon nomor urut 1. Sementara itu, di nomor urut 2 terdapat Muhammad Mahendra dan Habibul Fuadi Hanif. Di Dialog Publik I, kedua pasangan calon memaparkan masing-masing visi dan misi yang diusungnya, beserta dengan solusi untuk beberapa permasalahan KM IPB mulai dari bantuan kuota sebagai penunjang perkuliahan jarak jauh, hingga masalah UKT yang dari tahun ke tahun selalu menjadi masalah tersendiri bagi KM IPB.
Mereka memberikan solusi dan proyeksi kegiatan untuk BEM KM IPB seperti sistem jemput bola forum kesmah fakultas, memperjuangkan nominal penurunan UKT KM IPB, audiensi pemanfaatan dana subsisdi Kemendikbud yang digunakan untuk UKT, galang dana dari konser sebelum masa pembayaran UKT, jaringan relasi antar alumni, dosen, dan mahasiswa, serta berdonasi membantu KM IPB dalam hal pembayaran UKT.
Kemudian, calon pasangan nomor urut 2 memaparkan solusinya berupa dilakukannya peninjauan kembali terkait mekanisme penentuan UKT yang berfokus pada kondisi sosial ekonomi mahasiswa dan menjadikan penggolongan UKT disesuaikan dengan Permendikbud nomor 25 tahun 2020 dengan menambah 2 golongan di awal. Selain itu, mereka juga menggagas pengajuan penambahan dana bantuan Bidikmisi dari pemerintah, memaksimalkan sumber pendapatan IPB, serta mengefisienkan pengeluaran. Resesi ekonomi bagi mahasiswa yang menjadi masalah di masa pandemi ini bisa dibantu dengan pemotongan UKT atau peninjauan ulang seluruh UKT mahasiswa. Bagi mahasiswa semester 8 ke atas yang tidak lagi mendapatkan banyak fasilitas, harus dilakukan penyesuaian UKT.
Terkait bantuan kuota Kemendikbud yang berjumlah 5GB all net dan 45 GB kuota, pasangan nomor urut 1 berpemikiran untuk mengawali surat terbuka ke Kemendikbud agar IPB mendapatkan payung hukum untuk membuat kebijakan berupa perpanjangan bantuan kuota untuk KM IPB.
Paslon 2 juga merasa bantuan kuota dari Kemendikbud tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perkuliahan mahasiswa IPB. Oleh karenanya, perlu diarahkan terkait penggunaan platfotm dalam perkuliahan yang disesuaikan dengan fasilitas dari kuota Kemendikbud.
Paslon nomor urut 1, Langit-Pandji, memaparkan hasil survei Go Data pada Dialog Publik II yang menunjukkan bahwa kebutuhan mahasiswa IPB yang paling banyak yaitu berupa adanya magang bersertifikat serta job and internship fair. Mereka memaparkan beberapa gagasan, yaitu tagar #PrestasiNaikLevel, kementerian sinergisitas multicampus, kementerian digital dan komunikasi visual, serta biro media dan branding. Kaitannya dengan ICT literacy, mereka mengusulkan adanya digital academy yang berfokus pada pengembangan skill kekinian. Gagasan creativity, mereka mengusung adanya creator booster dengan mengadakan perlombaan dan pelatihan secara daring, serta adanya e-sport development dengan pengembangan lomba olahraga daring sebagai ajang seleksi untuk kompetensi tingkat nasional. Dalam learning skill, mereka mengusulkan career preparation toolkit yang dibutuhkan dalam dunia pascakampus. Selain itu, terdapat gagasan IPB Hall of Fame sebagai bentuk dan upaya akselerasi untuk KM IPB berprestasi.
Paslon 2, Mahen-Bibul memaparkan bahwa di bidang prestasi, mereka menargetkan adanya pemerataan prestasi civitas mahasiswa IPB. Keresahan yang dirasakan mahasiswa di bidang prestasi antara lain yaitu belum adanya wadah prestasi yang ideal dan menyeluruh di IPB, minimnya informasi dan apresiasi nonmaterial, serta dibutuhkannya bantuan pendanaan prestasi. Mereka memberikan solusi berupa program akselerasi prestasi IPB, pemusatan data dan informasi, serta dana peminjaman. Bidang minat, bakat, dan prestasi memiliki beberapa keresahan seperti butuhnya ruang lebih bagi para penggiat seni, peningkatan prestasi nonakademik, kurangnya ruang lebih dalam melestarikan budaya daerah, pengembangan games e-sport, transportasi sistematis papresi, serta pengembangan papresi yang lebih luas. Kemudian, mereka memberikan solusi berupa pengembangan FOSMI (Forum Olahraga dan Seni Mahasiswa IPB), talent booster, kolaborasi antar organisasi mahasiswa daerah (omda), talkshow olahraga inspiratif, e-sport, talent hunter, serta anugrah papresi. Keresahan mahasiswa IPB di bidang pengembangan mahasiswa adalah belum adanya wadah penhimplementasian nilai-nilai pengembangan di IPB. Terkait hal itu, Mahen-Bibul memberikan solusi pengembangan skill-booster dengan mengimpelmentasikan nilai-nilai yang sudah disinergiskan dengan kebutuhan mahasiswa, visi, misi, renstra IPB, dan cita-cita Indonesia.
Kaitannya dengan fungsi keinternalan BEM KM IPB, Pandji memaparkan gagasan yang diusungnya (4/10), yaitu mewujudkan BEM KM sebagai keluarga dekat yang tangguh dan dapat memberikan keteladanan. Ia juga memberikan konsep 4DX (discipilines of execution) dan menjelaskan tantangan paling berat dalam menjalankan strategi adalah eksekusi. Pandji akan fokus pada tujuan utama, menetapkan target, tindakan sesuai ukuran yang sudah ditetapkan, melihat progress kinerja, dan monitoring-evaluasi. Pandji berencana mengoptimalkan gugus kendali mutu yang sudah ada sebelumnya, seperti monev bulanan, standar OQR/KRI, scoreboard melalui aplikasi trello, dan apresiasi kinerja.
Cawapresma nomor urut 2, Habibul Fuadi Hanif, menjelaskan bahwa masalah internalisasi yang terjadi diakibatkan karena belum optimalnya komunikasi dan kolaborasi nyata yang terjalin antara ormawa di IPB. Solusi yang diberikan mengenai masalah tersebut yaitu dengan memaksimalkan peran forum sebagai wadah kolaborasi nyata dalam bidang sosial, lingkungan, olahraga, penggiat seni, dan omda. Mengoptimalkan Ngariung KM IPB dengan melibatkan Himpro dan BEM wilayah, UKM, serta komunitas. Ia juga akan turut berpartisipasi dalam kegiatan wilayah dengan cara melakukan koordinasi dengan kementerian terkait.
Peran Presma dalam Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (MWA UM) IPB dipaparkan oleh kedua calon presiden mahasiswa, Langit dan Mahendra. Langit menjelaskan rencana kerja MWA ke depannya dalam membantu Komisi 1 (Komisi Kebijakan, Kelembagaan, dan Pengembangan Sumberdaya Internal) MWA IPB, serta Komisi 3 (Komisi Governance, Jejaring, dan Kerja Sama) MWA IPB yaitu dengan membuat atau merekomendasikan kebijakan-kebijakan tentang tata kelola IPB nantinya yang tentu saja melibatkan KM IPB. Dalam rencana tersebut, Langit akan mengoptimalkan dana abadi, penguatan jejaring, pengalihan dana, dan memaksimalkan pendapatan IPB.
Sementara itu, Mahen menjelaskan hak dan kewajiban presiden mahasiswa jika menjadi MWA UM IPB. Ia memaparkan gagasannya dengan mengoptimalkan sistem tata kelola, endownment fund, penguatan jejaring, dan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA).
Reporter: Ledia Hanifah dan Putri Arum Puspitasari
Ilustrator: Annisa Dhiya Fadila
Editor: Yuniar Galuh Nur Fatiha
Tambahkan Komentar