Mahasiswa IPB Dongkrak Berbagai Inovasi melalui Pemberdayaan Petani di Desa Cirumput, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur

Cianjur (30/06), salah satu Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menciptakan berbagai inovasi guna menunjang produksi hortikultura petani di Desa Cirumput, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur melalui Program Bertani untuk Negeri (BUN). Program pemberdayaan petani ini digagas oleh Edu Farmers International Foundation dengan tim dari berbagai universitas, salah satunya Institut Pertanian Bogor.  Program ini melibatkan sebanyak 48 petani yang mengelola lahan seluas kurang lebih 50 hektar. Komoditas unggulan Kelompok Tani Saluyu Cirumput adalah cabai keriting, kol, sawi putih, tomat, daun bawang, terong, buncis, dan wortel.

Dalam program ini, mahasiswa IPB yang berperan sebagai Farmers Development Associate (FDA) memberikan pendampingan intensif selama sepuluh minggu kepada kelompok tani Saluyu Cirumput. Kegiatan yang dilakukan meliputi demonstrasi lapangan, edukasi melalui sekolah lapang atau Farmers Field School (FFS), serta pembuatan berbagai produk pertanian ramah lingkungan seperti pupuk organik cair, asam amino pertanian, pestisida nabati, dan jadam sulfur. Produk-produk ini dirancang untuk mengatasi permasalahan utama petani, yaitu kurangnya unsur hara dalam tanah serta serangan hama dan penyakit seperti thrips, ulat, layu bakteri, dan antraknosa yang menyebabkan penurunan hasil panen.

Mahasiswa IPB berhasil mengembangkan formula pupuk organik cair yang lebih efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman berbahan kotoran kambing, daun kipait, dan air kencing kelinci. Asam amino pertanian berbahan dasar toge, air kelapa, dan tempe. Pestisida nabati berbahan dasar daun suren, daun pepaya, sereh, jahe, dan bawang putih. Serta jadam sulfur berbahan dasar sulfur atau belerang.

Selain itu, para petani juga diajarkan untuk menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik, seperti penggunaan pupuk sesuai dosis, perlakuan sebelum dan selama penyemaian, serta menganalisis usaha tani. Penerapan SOP ini, bersama dengan penggunaan produk-produk ramah lingkungan yang dibuat sendiri, berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produktivitas.

“Program ini dirancang untuk membantu para petani dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi di lahan mereka, termasuk keterbatasan modal dan dampak perubahan iklim,” ujar Rendra yang biasa disapa Kang Rendra, pembimbing lapangan atau mentor dalam program ini. 

Sumber Foto: Narasumber

Kang Rendra juga mengungkapkan harapannya, “Alhamdulillah, jika semua petani merasa terbantu dengan adanya Program Bertani untuk Negeri. Semoga ilmu dan keterampilan yang didapat dari mahasiswa dapat diterapkan secara mandiri oleh para petani dampingan, sehingga mereka bisa menciptakan produk-produk inovatif dari ide-ide yang telah dibagikan.”

Hasil dari program ini sangat membanggakan. Survei dan data lapangan menunjukkan peningkatan pengetahuan petani sebesar 52,42% dan peningkatan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebesar 44,22%. Hal ini membuktikan bahwa pendampingan yang diberikan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi petani dan menunjang dalam meningkatkan kualitas hasil produksi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendampingan merupakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Sumber Foto: Narasumber

Salah satu petani yang merasakan manfaat besar dari program ini adalah Pak Maskun. Beliau berhasil meningkatkan produksi tomat dengan membuat pupuk organik cair sendiri dan mengaplikasikannya secara rutin. Bahkan, pada bulan Juli 2024 yang lalu saat musim kemarau, tanaman tomat milik Pak Maskun tetap tumbuh subur dan hijau.

Keberhasilan program BUN di Cianjur tidak terlepas dari sinergi dengan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Cugenang. Petugas BPP secara aktif terlibat dalam kegiatan sekolah lapang dan memberikan dukungan teknis kepada petani. Program Bertani Untuk Negeri sangat bermanfaat bagi petani dan menjadi tempat belajar adik-adik mahasiswa menjadi penyuluh pertanian. “Terima kasih kepada Edu Farmers yang telah memfasilitasi dan semoga kedepannya, program ini terus berjalan sehingga memberikan dampak positif ke banyak petani di luar sana” ujar  Kusmana.

Keberhasilan program BUN di Cianjur membuktikan bahwa pendampingan dari mahasiswa IPB mampu memberikan solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi petani. Diharapkan, keberhasilan ini akan menjadi efek domino bagi petani lain di sekitar, mendorong mereka untuk menerapkan praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices) yang telah diajarkan dalam program ini. Bahkan, pada batch selanjutnya, program ini akan menyasar kelompok tani di desa sebelah. Bersama IPB, Petani Cerdas, Kreatif dan Produktif.

***

Reporter: Aryo Laksono

Editor: Rosita

Redaksi Koran Kampus

Redaksi Koran Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.