Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University mengadakan program KKN Internasional pada tahun ini. Hal ini berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru yang berbeda budaya. Program ini diikuti oleh 28 mahasiswa yang terbagi menjadi tujuh orang per tim di sekolah yang berbeda. Salah satunya yaitu di Phattnawitya School, Yala, Thailand. Sekolah ini merupakan lembaga pendidikan swasta bagi komunitas muslim di Thailand yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Tim KKN Internasional ini diketuai oleh Aresth dan beranggotakan 6 orang lainnya yaitu Tanya, Bhagas, Muthia, Zabrina, Veronia, dan Rahman.
Berbeda dengan KKN pada umumnya yang dilaksanakan selama kurang lebih 40 hari, KKN Internasional ini hanya dilaksanakan selama 23 hari, mulai dari tanggal 26 Juni hingga 18 Juli 2024. Tujuan utama dari KKN Internasional ini untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa di Phattnawitya School melalui tiga program kerja yaitu pembelajaran di kelas, peran mahasiswa sebagai wali kelas, serta program kerja utama yaitu English Camp. Dalam keseluruhan program pengabdian ini, Tim Phattnawitya juga berperan sebagai wali kelas sementara di berbagai tingkatan, mulai dari kindergarten hingga secondary. Tugas ini mencakup membantu guru pengajar, memantau siswa selama pembelajaran, meningkatkan pemahaman siswa, dan memastikan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tertib.
Selain kegiatan mengajar rutin, Phattnawitya School berkolaborasi dengan mahasiswa IPB untuk mengadakan program English Camp selama dua hari pada 10-11 Juli 2024. Dengan tema “Empower Your Future: Sustainable English for Tomorrow’s Leaders”, kegiatan ini meliputi diskusi kelompok, latihan peran, pengenalan budaya, proyek kreatif, permainan edukatif, dan penampilan peserta yang dilakukan dalam bahasa Inggris. Melalui kegiatan ini, mahasiswa mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dan berinteraksi, sehingga keterampilan berbahasa mereka dapat berkembang secara alami.
Perbedaan budaya dan bahasa tentu menjadi salah satu kendala bagi tim dalam menjalankan program kerja. Mengingat Thailand merupakan negara yang jarang menggunakan bahasa Inggris sehingga komunikasi dengan siswa-siswi disana seringkali terhalang bahasa.
“Namun hal itu dapat kami atasi dengan komunikasi non-verbal seperti bermain bersama, kadang juga memakai google translate jika diperlukan,” tutur Tanya, salah satu anggota tim KKN Internasional. Selain itu, sistem mengajar yang menggunakan sistem rolling membuat tiap anggota harus mengajar di berbagai jenjang sekolah. Hal ini memerlukan pemahaman dan penyesuaian metode di setiap jenjang.
“Harapannya, mereka dapat selalu mengimprove kemampuan bahasa inggris mereka. Masalah bagi siswa siswi disana adalah minimnya sumber daya yang membantu mereka dalam berkomunikasi, sehingga kemampuan mereka masih sebatas inggris pasif. Semoga mereka bisa lebih pede dalam mempraktikkan percakapan bahasa Inggris, hal itu akan sangat membantu mereka dalam kehidupan. Khususnya bagi siswa-siswi SMA yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan di kancah internasional,” tambah Tanya.
***
Reporter: Farkha Tsania
Editor: Rosita
Tambahkan Komentar