Inovasi KKN-T Mahasiswa IPB: Transformasi Pertanian Desa Sagalaherang Kidul dengan Metode Green Gap dan V-PONIC

Desa Sagalaherang Kidul, yang dikenal dengan kepadatan penduduknya di Kabupaten Subang, menjadi pusat perhatian dari delapan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam pelaksanaan proyek Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T). Proyek ini dirancang untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat desa, khususnya dalam sektor pertanian. Tim KKN-T IPB yang terdiri dari Aulia Azzahra, Ridwan Ramdani, Aisyah Salsabila, Safira Firdaus Khairunnisa, Namira Argya Zahra, Oka Hasana Agustiani , M Rifki Ramdhani Setiawan, dan Muhamad Arya Fadhillah, menginisiasi dua program unggulan: Green Gap dan V-PONIC (Vertical Hydroponic).

Green Gap bertujuan untuk memperkenalkan pupuk organik cair sebagai solusi dalam mengatasi distribusi pupuk subsidi yang tidak merata, serta memanfaatkan limbah rumah tangga untuk mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sementara itu, V-PONIC berfokus pada peningkatan keterampilan petani dan optimalisasi pemanfaatan lahan terbatas melalui budidaya hidroponik vertikal, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Sumber Foto: Narasumber

Green Gap memulai sosialisasi pada 21 Juli 2024 dan diakhiri dengan evaluasi pada 26 Juli 2024. Program V-PONIC dimulai dengan penyemaian bibit pada 19 Juli 2024, sosialisasi pada 26 Juli 2024, dan evaluasi pada 1 Agustus 2024. Persiapan proyek ini melibatkan pengumpulan dan pemilahan limbah rumah tangga serta persiapan alat, bahan, dan materi yang diperlukan.

Proyek ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Sagalaherang Kidul. Sosialisasi mengenai metode Green Gap dan V-PONIC diterima dengan antusias oleh masyarakat, mulai dari petani hingga ibu rumah tangga. Nadim, ketua kelompok tani desa, menyatakan rasa syukurnya atas program ini.

Sumber Foto: Narasumber

 “Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa IPB yang telah membawa ilmu dan teknologi baru ke desa kami. Ini adalah kesempatan bagi kami untuk belajar dan berkembang, terutama bagi mereka yang memiliki lahan terbatas dan kesulitan mendapatkan pupuk subsidi,” ujarnya.

Green Gap memberikan solusi untuk mengatasi masalah pupuk subsidi yang tidak merata, sementara V-PONIC membuka peluang baru dalam budidaya tanaman yang efisien dan minim hama. Bagi para anggota tim KKN, pengalaman ini menjadi momen yang sangat berharga dan tak terlupakan. Meskipun berasal dari departemen yang berbeda, mereka berhasil mengembangkan pemahaman tentang pertanian, khususnya dalam pembuatan pupuk organik cair dan metode hidroponik. Kehangatan dan antusiasme masyarakat setempat menjadi penyemangat bagi mereka dalam menjalankan program ini.

Melalui program KKN-T ini, diharapkan Desa Sagalaherang Kidul dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengadopsi praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan inovatif. Tim KKN IPB merasa bangga karena program yang mereka jalankan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat, dan mereka berharap dampak positif ini akan terus dirasakan di masa mendatang.

***

Reporter:  Alia Putri

Editor: Rosita

Avatar

Alia Putri

Tambahkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.